Example floating
Example floating
banner 728x250
Humaniora

Dari Keterbatasan Menuju Kampus Impian, Kisah Perjalanan Sunyi Igbal Rasyid, Sang Calon Dokter

Avatar
×

Dari Keterbatasan Menuju Kampus Impian, Kisah Perjalanan Sunyi Igbal Rasyid, Sang Calon Dokter

Sebarkan artikel ini
Dari Keterbatasan Menuju Kampus Impian, Kisah Perjalan Sunyi Igbal, Sang Calon Dokter

Di tengah hiruk pikuk persaingan masuk perguruan tinggi, muncul sebuah kisah inspiratif dari Bengkulu. Seorang pemuda bernama Iqbal Rasyid, yang terlahir dari keluarga sederhana, kini tengah bersiap mengukir namanya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) melalui jalur Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025.

Perjalanan Iqbal bukan sekadar kisah sukses biasa, melainkan cerminan ketekunan dan determinasi yang luar biasa dalam menghadapi berbagai keterbatasan.

Jauh sebelum gerbang UI terbuka, Iqbal telah menunjukkan potensi akademiknya sejak dini. Ia adalah alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Bengkulu, sebuah institusi pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama yang dikenal ketat dalam seleksi dan hanya menerima siswa-siswi berprestasi tinggi. Masuk ke sekolah ini pun sudah menjadi penanda awal dari jalur prestasi yang ia ukir.

Latar belakang keluarga Iqbal tak seistimewa prestasinya. Ayahnya, Agus Hermanto, berprofesi sebagai buruh harian lepas, sementara sang ibu, Suhaima, adalah seorang ibu rumah tangga.

Keterbatasan ekonomi ini, alih-alih menjadi penghalang, justru menjelma menjadi pemicu semangat Iqbal untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter. Ia membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah halangan mutlak untuk meraih pendidikan tinggi.

Semangat berprestasi Iqbal telah tertanam kuat sejak bangku SMP Negeri 1 Kota Bengkulu. Berbagai kompetisi, mulai dari cerdas cermat, olimpiade sains, riset ilmiah, hingga lomba hafalan hadits, tak luput ia ikuti. Koleksi prestasinya pun tak main-main, meliputi beragam penghargaan dari tingkat kota hingga nasional.

Puncaknya, ia mewakili Bengkulu di ajang Kompetisi Sains Nasional (KSN) — kini dikenal sebagai Olimpiade Sains Nasional (OSN) — dan berhasil menyabet medali perunggu di bidang IPA.

Perjalanan akademiknya tak berhenti di situ. Saat menapaki jenjang SMA, ia terus mengasah kemampuannya, khususnya di bidang fisika, riset, dan debat Bahasa Indonesia. Iqbal rutin menjadi juara di tingkat provinsi dan kembali dipercaya mewakili Bengkulu di kancah nasional, yaitu Kompetisi Sains Madrasah (KSM) di Ternate, Maluku Utara.

Baca Juga  Membedah Gelap Terang Malam 1 Suro, Tirakat Sunyi dan Perlawanan Leluhur Jawa