Jakarta, Memo – Di tengah hiruk pikuk isu ijazah palsu dan tuntutan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, sorotan tajam juga mengarah pada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Bukan hanya urusan Gibran, namun ada dugaan kasus-kasus korupsi yang kini turut membayangi sang presiden, demikian disampaikan peneliti media dan politik, Buni Yani, dalam keterangannya, Senin, 9 Juni 2025.
Menurut Buni Yani, penegak hukum sedang serius mengusut sejumlah perkara besar. “Penegak hukum di antaranya sedang mengusut kasus korupsi Sritex, laptop di Kemendikbud, dan judi online yang diduga terkait dengan keluarga dan kroni Jokowi,” ungkapnya.
Tiga kasus ini, lanjut Buni Yani, ditengarai menjadi beban berat yang membuat Jokowi tak berdaya. Ia bahkan mengaitkan tekanan ini dengan kabar mengenai kondisi kesehatan Jokowi.
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Presiden RI periode 2014-2024 itu menderita sakit kulit yang diduga kuat dipicu oleh gangguan psikologis.
Buni Yani merujuk pada video yang sempat viral, menunjukkan Jokowi terlihat menggaruk-garuk badannya, serta adanya bercak hitam di area muka dan leher. Ia juga menyoroti upaya Jokowi yang kerap menutupi area lehernya dengan jaket hitam berkerah tinggi.
“Pada potongan video yang beredar luas terlihat Jokowi sedang menggaruk-garuk badannya, tumbuhnya bercak hitam di muka dan leher, serta usaha Jokowi menutupi sakit kulitnya dengan jaket hitam berkerah tinggi,” papar Buni Yani.
Meski pihak ajudan Jokowi telah membantah, rumor mengenai kepergiannya ke Jepang untuk menjalani pengobatan sakit kulitnya santer beredar di kalangan terbatas yang pernah dekat dengan ayah Gibran tersebut. Buni Yani bahkan mengklaim bahwa rumor ini adalah “info A1 dan tidak mungkin hoaks.
” Hal ini mengindikasikan bahwa penyakit kulit yang diderita Jokowi bukanlah kondisi biasa, sehingga membutuhkan penanganan medis kelas premium. “Itulah yang bisa kita baca dari kejadian ini,” tegas Buni Yani.
Dalam pandangan Buni Yani, segala hal yang berkaitan dengan Jokowi saat ini seolah-olah dianggap sebagai “residu” yang harus segera disingkirkan. Ia merasakan adanya pergeseran sikap dari para sekutu politik Jokowi. “Nasib Jokowi sekarang sangat mengenaskan.
Kawan-kawannya mulai menjauh karena menganggap Jokowi sudah menjadi beban,” ujarnya, menggambarkan situasi yang dinilainya sulit bagi sang presiden.
Mengenai kasus dugaan ijazah palsu yang kini tengah bergulir, Buni Yani menyoroti keheningan yang terjadi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Padahal, para anggota DPR ini telah lama menjadi sekutu politik Jokowi.
Fenomena ini membuat Buni Yani berpandangan bahwa Jokowi kini harus menghadapi dan membela dirinya sendiri di tengah pusaran berbagai isu dan dugaan kasus yang muncul ke permukaan. “Jokowi harus mengurus dan membela dirinya sendiri,” pungkas Buni Yani. ( af )