Example floating
Example floating
banner 728x250
Birokrasi Politik

Beathor Suryadi Guncang Publik: Klaim Ijazah Jokowi Dicetak Ulang di Pasar Pramuka Jelang Pilgub DKI 2012

A. Daroini
×

Beathor Suryadi Guncang Publik: Klaim Ijazah Jokowi Dicetak Ulang di Pasar Pramuka Jelang Pilgub DKI 2012

Sebarkan artikel ini
Politikus senior PDI Perjuangan, Beathor Suryadi,

Jakarta, Memo
Politikus senior PDI Perjuangan, Beathor Suryadi, kembali membuat gempar jagat politik dengan pernyataan kontroversialnya mengenai ijazah sarjana Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam dialog di program iNews Room pada Rabu, 18 Juni 2025, Beathor secara blak-blakan menuduh bahwa ijazah Jokowi pernah dicetak ulang secara tergesa-gesa di Pasar Pramuka, Jakarta Timur.

Tindakan ini, menurut Beathor, dilakukan menjelang pencalonan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012.

Beathor mengklaim, pencetakan ulang itu terpaksa dilakukan karena adanya kekurangan dokumen krusial yang harus segera dilengkapi untuk pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) kala itu. Ia menunjuk beberapa pihak yang diduga terlibat dalam proses perancangan dan pencetakan ulang dokumen mendesak tersebut.

“Ada pertemuan yang membahas kekurangan dokumen Jokowi untuk dibawa ke KPU. Lalu dicari jalan keluarnya, sampai akhirnya bertemu dengan Dani Iskandar dan kawan-kawan. Di situlah ijazah itu dirancang dan didesain ulang,” beber Beathor, memberikan detail yang mengejutkan.

 

Penelusuran Beathor dan Keterlibatan Berbagai Pihak

Lebih lanjut, Beathor menegaskan bahwa dirinya sempat menelusuri langsung ke Yogyakarta dan Solo, termasuk mendatangi Universitas Gadjah Mada (UGM), tempat Jokowi menempuh pendidikan. Namun, menurutnya, tidak ada penjelasan yang memuaskan dari pihak kampus maupun dari Jokowi sendiri terkait keaslian ijazah tersebut.

“Kalau UGM tidak mengakui, berarti ada tempat lain di mana barang (dokumen) itu diterbitkan. Maka saya langsung melacak,” katanya, mengindikasikan upaya pencarian fakta yang ia lakukan.

Sebelumnya, Beathor juga telah menyebut beberapa nama yang diduga terlibat dalam proses pencetakan, antara lain David, Anggit, dan Widodo. Ia juga mengidentifikasi kolaborator dari PDIP DKI, termasuk Dani Iskandar dan Indra.