Demam berdarah dengue (DBD) menjadi perhatian penting di musim pancaroba saat ini. Artikel ini mengulas tentang kasus terbaru DBD di beberapa daerah di Indonesia serta gejala yang perlu diwaspadai. Simak informasi lengkapnya untuk meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan terhadap penyakit ini.
Meningkatnya Kasus DBD: Kabar Duka dari Jombang, Malang, hingga Bogor
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang sering muncul pada musim pancaroba seperti saat ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengenali gejalanya dengan baik.
Baru-baru ini, terdapat berita menyedihkan tentang seorang anak berusia 8 tahun dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang meninggal karena DBD. Ini menjadi kasus kematian kelima yang tercatat akibat DBD di daerah tersebut.
Direktur RSUD Jombang, Ma’murotus Sa’diyah, mengungkapkan, “Anak tersebut sebelumnya pernah mengalami DBD sekitar setahun yang lalu dan mendapat perawatan di rumah sakit ini. Biasanya, serangan kedua akan lebih berat.”
Di daerah lain, seperti Batu, Malang, Jawa Timur, seorang balita berusia 4 tahun juga menjadi korban DBD. Selain itu, selama Januari hingga Februari 2024, empat orang warga Kabupaten Bogor juga dilaporkan meninggal karena penyakit ini.
Penyakit DBD disebabkan oleh infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Karena musim hujan masih berlangsung, lingkungan pun masih rentan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk pembawa penyakit ini.
Mengenali Gejala dan Langkah Pencegahan DBD untuk Kesehatan Anda
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tidak semua gejala DBD terlihat dengan jelas, dan pasien bisa sembuh dalam waktu 1-2 minggu. Gejala biasanya baru muncul setelah 4-10 hari terinfeksi dan dapat berlangsung selama 2-7 hari.
Gejala yang perlu diwaspadai pada demam berdarah antara lain demam tinggi sekitar 40 derajat Celsius, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, pembengkakan kelenjar, serta ruam.