Memo. co.id |
4 tuntunan Nabi Muhammad saat gerhana bulan total berada di atas langit Indonesia. Tuntunan dalam syariat Agama Islam tersebut, telah termaktub dalam hadist yang diriwayatkan HR Bukhori, berisikan tentang sholat gerhana matahari dan sholat gerhana bulan.
Pada peristiwa tersebut mengingatkan akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan. Dia menjelaskan bahwa hal itu adalah salah satu tuntutunan yang perlu diketahui selain sholat gerhana bulan malam nanti.
Gerhana Bulan Total, Memanfaatkan Moment Penting Untuk Menghadirkan Rasa Takut Kepada Allah SWT
Bahkan, DIrejen Bimas Islam Kamaruddin Amin, mengatakan perihal gerhana bulan total yang akan terjadi di Indonesia, malam hari nanti. Menurutnya, pada momen tersebut, ummat muslim kesempatan untuk menghadirkan rasa takut dalam diri setiap manusia kepada Allah SWT.
Sholat Sunah Gerhana Tetap Protokol Kesehatan
Gerhana bulan total akan terjadi pukul 18:09 – 20:51 WIB pada Rabu, 26 Mei 2021. Kementerian Agama sudah menghimbau kaum Muslimin untuk Sholat Sunah gerhana dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Kami mengimbau kaum muslimin agar melakukan sholat gerhana bulan,” kata Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin di Jakarta dikutip Selasa (26/5/2021).
Perbanyak Zikir dan Istighfar
Sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, umat Islam dianjurkan melakukan sholat gerhana, walaupun dalam posisi gerhana bulan sebagian. Selain itu, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak zikir, doa, istighfar, taubat, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya.
Ini Tuntunan Islam saat terjadi Gerhana
حَدَّثَنَا أَبُو الوَلِيْد قَالَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ عِلَاقَةِ قَالَ سَمِعْتُ الْمُغِيْرَةُ بْنِ شُعْبَةِ يَقُوْلُ اِنْكَسَفَتْ الشَّمْسُ يَوْمَ مَاتَ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ النَّاسُ اِنْكَسَفَتْ لِمَوْتِ اِبْرَاهِيْمُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَأَيَتَانِ مِنْ أَيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُواهُمَا فَادْعُوا اللهِ وَصَلّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
Telah menceritakan kepada kami, Abu Al Walid berkata, telah menceritakan kepada kami, Zaidah berkata, telah menceritakan kepada kami, Ziyad bin ‘Ilaqah, dia berkata: “Aku mendengar Al-Mughirah bin Syu’bah berkata, “Telah terjadi gerhana matahari ketika wafatnya Ibrahim. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka berdoalah kepada Allah dan dirikan salat hingga (matahari) kembali nampak.” (H.R. Al-Bukhari)
Empat Tuntunan Syariat Nabi Muhammad Ketika Gerhana Bulan Total
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tuntunan syariat yang mulia ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, antara lain yaitu:
1. Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana matahari dan bulan, karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.
2. Mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam Salat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam salat kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah surga dan neraka, bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka.
Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesai salat gerhana, beliau bersabda, “Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (H.R. Muttafaq alaih).
3. Menyeru dengan panggilan “Asshalaatu Jaami’ah”. Maksudnya adalah panggilan untuk melakukan salat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyerukan “Ashshalaatu Jaami’ah” (H.R. Abu Daud dan al-Nasa’i). Tidak ada azan dan iqamah dalam pelaksanaan salat gerhana. Karena azan dan iqamah hanya berlaku pada sholat fardhu yang lima.
4. Disunahkan mengeraskan bacaan surat, baik salatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW dalam salat gerhana (H.R. Muttafaq alaih).