NGANJUK, MEMO – Seperti tahun tahun sebelumnya. Setiap bulan Selo ( penanggalan Jawa,red) jatuh di hari malam jum’at kliwon, masyarakat Dusun Ketangi Desa Kampungbaru Kecamatan Tanjunganom rutin mengadakan kegiatan nyadran atau populer disebut bersih dusun.
Uniknya, mengawali rangkaian acara nyadran selalu menggelar tontonan tradisional yaitu tayub.Artinya masyarakat tidak bisa mengganti atau meninggalkan acara tersebut.
Kenapa begitu ? Apakah ada hubungannya dengan sarana syarat tolak balak atau hanya sekedar sebatas hiburan saja?. Begini sekilas keterangan dari sejumlah tokoh adat juga warga awam setempat.
Di mata kelompok masyarakat awam menilai sangat simpel. Bahwa kecintaan masyarakat dengan kesenian tayub dianggapnya karena sudah turun temurun.
” Memang sejak dulu warga sini gandrung dengan langen bekso. Artinya sudah menjadi klangenan masyarakat ketangi khususnya para generasi lansia dan sebagian anak anak muda suka gending Jawa dan tarian wanita wanita cantik berbusana Jawa,” terang sejumlah warga.
Namun berbeda dengan sudut pandang para sesepuh dan tokoh adat setempat kental dengan syarat tolak balak. Dengan harapan masyarakat bisa hidup ayem tentrem guyub rukun dijauhkan dari segala marabahaya.