Example floating
Example floating
banner 728x250
SURABAYA

Misteri Tujuh Hari Kusnadi, Jejak Linglung di Madura dan Bayangan Dana Hibah, Ini 3 Pelaku Penculikan

Avatar
×

Misteri Tujuh Hari Kusnadi, Jejak Linglung di Madura dan Bayangan Dana Hibah, Ini 3 Pelaku Penculikan

Sebarkan artikel ini
Kusnadi , foto,dokumentasistimewai
Foto : Dok/istimewa

Sidoarjo, Memo – Rabu siang, 4 Juni 2025, matahari Sidoarjo membakar ubun-ubun di Dusun Wonokayun, Desa Wonokarang, Balongbendo. Di sebuah peternakan ayam, sebuah drama senyap dimulai. Kusnadi, Ketua DPRD Jawa Timur periode 2019-2024, seorang politikus kawakan yang baru-baru ini akrab dengan ruang pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terakhir terlihat mengenakan celana jins biru dan kemeja kotak-kotak.

Terkait Kasus Dana Hibah Yang Ditangani KPK, Ini Identitas 3 Pelaku Penculik Politisi PDIP

Ia pergi, bukan sendiri, melainkan dijemput oleh tiga orang misterius dengan sebuah mobil.

Tujuh hari kemudian, kecemasan keluarga dan spekulasi publik mereda sesaat. Kusnadi ditemukan. Lokasinya: Madura. Kondisinya: Linglung. Sebuah babak baru dalam kisah yang semakin kompleks ini dimulai.

Hilangnya Sang Ketua dan Alarm Keluarga

Jam menunjukkan pukul 11.00 WIB ketika Kusnadi melangkah keluar dari peternakan ayamnya. Menurut kesaksian pegawai, ia sempat berinteraksi singkat, menjawab akan pulang ketika ditanya apakah akan menginap atau pulang malam.

Sebuah detail kecil, namun kini menjadi saksi bisu kepergiannya. “Pakan ayam habis, Pak,” ujar seorang pegawai. “Saya akan pulang,” jawab Kusnadi. Itulah kata-kata terakhir yang terdengar.

Sejak saat itu, Kusnadi bak ditelan bumi. Ponselnya, yang menjadi tali penghubung digital, terakhir aktif pada Minggu, 8 Juni 2025, pukul 00.58 WIB, dengan sinyal terakhir terlacak di Pamekasan, Madura. Empat hari tanpa kabar adalah waktu yang terasa abadi bagi keluarga.

Tonny Kusdita Kunong, putra Kusnadi, tak bisa lagi menahan kecemasan. Pada Minggu, 8 Juni 2025, ia melapor ke Polsek Balongbendo, Sidoarjo, dengan nomor laporan STPLKO/02/VI/2025/SPKT/JATIM/SDA BALBEN. Laporan itu mencantumkan dugaan “orang hilang”.

Kecurigaan Akan Sebuah Rencana

Tonny tidak hanya melaporkan hilangnya sang ayah. Ia juga menuturkan serangkaian kejadian janggal yang menguatkan dugaan bahwa ini bukan sekadar insiden tanpa rencana.

Baca Juga  Dugaan Pelanggaran Kode Etik di Puskesmas Dupak, Warga Kecewa Pelayanan Gawat Darurat

“Sebelum hilang, sekitar hari Senin (2/6) memang ada orang lalu-lalang di depan kandang peternakan Bapak di Balongbendo. Entah baca situasi atau bagaimana,” tutur Tonny, mengukir sketsa pengintaian yang samar.

Kecurigaan Tonny berpuncak pada Selasa, 3 Juni 2025. Salah satu dari tiga pria misterius yang menjemput Kusnadi, ternyata sempat menginap di rumah sang politikus.

Pegawai Kusnadi menyaksikan keakraban yang tak biasa antara pria tersebut dan Kusnadi. Mereka berbincang panjang lebar, dan yang lebih mencolok, pria itu berbicara dengan logat Madura yang kental.

“Memang orang ini itu, versi pegawai saya, itu dia itu kayak akrab gitu dengan Bapak,” ujar Tonny, dikutip dari keterangan pegawai.

Pada Rabu siang, 4 Juni 2025, pria berlogat Madura itu, bersama dua rekannya, kembali menemui Kusnadi. Kesaksian pegawai menyoroti momen krusial: “Saat itu ada satu orang yang menuntun, satu orang di dalam mobil, dan satu orang yang menunggu di tiang listrik dekat peternakan.”

Deskripsi ini melukiskan adegan yang lebih mirip penjemputan paksa atau bujukan halus yang sulit ditolak, daripada kepergian sukarela. Mobil itu kemudian melaju, membawa serta Kusnadi, menuju Madura.

Terhubung ke Pusaran Dana Hibah Jatim

Hilangnya Kusnadi, meski kini telah ditemukan, tak bisa dilepaskan dari bayang-bayang kelam yang telah mengepungnya selama beberapa waktu: Kasus dugaan korupsi dana hibah Jawa Timur.

Ini adalah sebuah mega skandal yang telah menjerat banyak nama besar, termasuk Sahat Tua P. Simandjuntak, mantan Wakil Ketua DPRD Jatim, yang kini telah divonis 9 tahun penjara.

Kusnadi sendiri bukan nama asing bagi penyidik KPK. Ia telah beberapa kali menjalani pemeriksaan intensif. Tercatat, pemeriksaan terakhir Kusnadi dilakukan pada 14 Mei 2025 di Polresta Banyuwangi.

Baca Juga  Jeritan Tak Terbayar Rp100 Ribu, Kisah Pilu KDRT di Surabaya yang Tersorot Kamera

Meskipun materi pemeriksaan tidak dirilis secara detail, KPK menegaskan bahwa Kusnadi adalah salah satu dari 21 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

Dana hibah “pokir” yang bersumber dari APBD Jatim, dengan total realisasi mencapai sekitar Rp 7,8 triliun pada tahun 2020 dan 2021, diduga menjadi ladang suap dan penyelewengan yang sistemik.

KPK, melalui Juru Bicara Budi Prasetyo, merespons kabar hilangnya Kusnadi dengan menyatakan akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum (APH).

“KPK berharap Saudara Kusnadi dapat segera ditemukan keberadaannya. Sehingga proses hukumnya dapat berjalan efektif,” ujar Budi pada Senin, 9 Juni 2025. Ini menggarisbawahi betapa pentingnya kesaksian dan keberadaan Kusnadi bagi kelanjutan penyelidikan kasus yang telah menyeret pejabat legislatif dan pihak swasta ini. Inisial KUS, yang masuk dalam daftar 21 orang yang dicegah ke luar negeri oleh KPK, semakin menguatkan statusnya dalam pusaran kasus ini.