TULUNGAGUNG, memo.co.id – Gemerlap harapan menggeliat di sepanjang aliran sungai Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Sejak sepekan terakhir, fenomena unik telah menyedot perhatian banyak orang: demam emas dadakan.
Warga dari berbagai penjuru, tak hanya dari Besuki namun juga dari kota-kota tetangga seperti Kediri dan Blitar, kini berbondong-bondong mendatangi sungai, mencoba peruntungan mereka dalam mencari butiran logam mulia.
Pemandangan di tepi sungai Keboireng kini dihiasi aktivitas para penambang tradisional yang menggunakan alat sederhana. Mereka mengandalkan wajan atau penggorengan sebagai alat utama untuk mengeruk tanah dan pasir sungai, kemudian mengayaknya dengan teliti.
Harapan mereka satu: menemukan kilauan kecil butiran emas atau serpihan serupa pasir yang menandakan keberadaan harta karun tersembunyi.
Namun, seperti halnya setiap perburuan harta karun, ada pula mereka yang sekadar ikut-ikutan, tanpa berhasil menemukan apa yang dicari.
Perburuan Emas Berukuran Mikro
Yahya, salah satu warga yang ikut berburu emas, berbagi pengalamannya. Ia mengakui, melihat keberadaan emas bukan perkara mudah. “Matanya harus awas. Mata cepat lelah karena terus melihat kemungkinan ada emas,” ujarnya, menggambarkan betapa rumitnya pekerjaan ini.
Setelah berulang kali mengayak pasir dan tanah, Yahya akhirnya berhasil menemukan butiran emas. Namun, ukurannya sangat mungil, tak lebih besar dari ujung lidi.
Meskipun kecil, penemuan itu memicu semangatnya. Ayah dua anak ini baru berhenti mencari setelah merasa lelah, menyadari betapa sulitnya proses ini.
“Ternyata sangat susah. Harus teliti, karena ukuran emasnya sangat kecil,” katanya.
Fenomena emas di Sungai Keboireng ini, menurut Yahya, mulai viral sekitar seminggu yang lalu. Desas-desus mengenai keberadaan emas di sungai ini menyebar dari mulut ke mulut, menarik perhatian bahkan dari luar kabupaten.
Ia menduga kuat bahwa di hulu Sungai Keboireng memang terdapat gunung yang mengandung emas, dan butiran-butiran logam mulia tersebut terbawa arus sungai setelah terkikis. “Kemungkinan memang ada gunung yang mengandung emas, terus terkikis dan terbawa aliran sungai,” jelasnya.
Antusiasme dan Tantangan Penambang Dadakan
Cerita penemuan emas di Sungai Keboireng sebenarnya sudah bergaung sejak sebelum bulan Ramadhan. Rojikin, warga lainnya, mengungkapkan bahwa ada seorang warga Kediri yang iseng mencoba peruntungan dan tak disangka berhasil menemukan emas.
Sejak saat itulah, jumlah orang yang mendulang emas semakin hari semakin bertambah, bergerak perlahan ke arah hulu sungai.
“Awal-awal ada yang dapat banyak. Tapi sekarang sudah sangat banyak orang,” tutur Rojikin, mengisyaratkan bahwa semakin banyaknya pemburu emas membuat hasil yang didapat semakin sedikit.
Fenomena penambangan emas tradisional di Sungai Keboireng ini menjadi cerminan dari semangat mencari nafkah dan harapan akan rezeki yang mungkin tersembunyi di alam.
Meskipun hasilnya tak selalu melimpah, antusiasme masyarakat tetap tinggi, menjadikan tepi sungai Keboireng sebagai pusat aktivitas baru yang penuh cerita dan harapan.