Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menanggapi masalah perilaku Warga Negara Asing (WNA) di Bali yang nakal dan melanggar peraturan. Dalam upayanya untuk mempertahankan pariwisata yang didasarkan pada budaya dan etika, Sandiaga Uno menekankan pentingnya tindakan tegas terhadap pelanggaran, berkoordinasi dengan aparat penegak hukum, dan sosialisasi “do’s and don’ts.” Bagaimana langkah-langkah ini berdampak positif pada industri pariwisata Bali?
Menteri Sandiaga Uno Ungkap Strategi Tegas untuk Pariwisata Bali
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno merespons situasi di mana masih ada Warga Negara Asing (WNA) atau bule di Bali yang berperilaku nakal dengan melanggar peraturan di Pulau Dewata. Sandiaga menganggap bahwa tindakan tegas perlu diambil terhadap WNA yang berulah ini agar para turis yang berkunjung ke Indonesia, khususnya ke Bali, dapat memahami bahwa pariwisata di sana didasarkan pada budaya dan etika yang tinggi.
Menurut Sandiaga, penting untuk menyampaikan bahwa pariwisata Indonesia, terutama di Bali, berfokus pada keberlanjutan, kualitas, budaya lokal yang bermartabat, dan kearifan lokal. Ia menekankan hal ini setelah menghadiri job fair di Poltekpar Bali, yang berlokasi di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Jumat (6/10) sore.
Sandiaga juga mengungkapkan bahwa ia telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan tegas terhadap turis asing yang berulah di Bali. Ia menyebut bahwa pendekatan ini telah mendapatkan dukungan luas dan jumlah kunjungan wisatawan justru meningkat.
“Kami telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan tegas namun tetap santun dalam menjalankan peraturan-peraturan, termasuk menghormati adat budaya dan kearifan lokal masyarakat Bali,” ungkapnya.
Sosialisasi ‘Do’s and Don’ts’: Kunci Meningkatnya Kunjungan Wisatawan dan Kebudayaan Bali yang Terjaga
Sandiaga menambahkan, “Saya menerima banyak apresiasi bahwa kebijakan ketegasan kami ini malah tidak mengurangi kunjungan wisatawan ke Bali, melainkan justru meningkat. Pertumbuhan kunjungan wisatawan ini mencapai lebih dari 19 persen year-on-year. Oleh karena itu, kami akan terus mempertahankan pendekatan ini dan akan lebih intens dalam sosialisasi serta edukasi kepada para wisatawan, terutama bagi yang mungkin belum mengetahui peraturan-peraturan tersebut.”
Menurutnya, buku panduan “do’s and don’ts” yang diberikan kepada turis asing telah terbukti cukup efektif dalam mengurangi pelanggaran yang dilakukan oleh mereka di Bali.
“Dokumen do’s and don’ts di Bali ini terbukti sangat efektif. Kami telah mempromosikannya sejak awal tahun dan mendapat apresiasi dari para wisatawan. Mereka menjadi lebih sadar akan aturan-aturan yang berlaku, yang sebelumnya mungkin mereka tidak tahu. Sehingga, meskipun jumlah wisatawan meningkat, jumlah pelanggaran malah menurun. Ini adalah salah satu hasil positif dari sosialisasi yang kami lakukan,” jelasnya.
Menparekraf Sandiaga Uno Tekankan Pentingnya Etika Pariwisata di Bali
Dengan adanya panduan “do’s and don’ts,” wisatawan asing menjadi lebih sadar akan aturan-aturan yang berlaku, membantu mengurangi pelanggaran. Ini adalah langkah positif dalam menjaga citra Bali sebagai destinasi pariwisata yang unik dan berbudaya.