Eksplorasi cadangan nikel di Indonesia menjadi perbincangan utama dalam industri pertambangan. Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli, mendorong peningkatan upaya eksplorasi untuk memperpanjang masa hidup cadangan nikel yang semakin terbatas.
Di sisi lain, Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, menggarisbawahi pentingnya koordinasi dalam penerbitan izin untuk pabrik pengolahan nikel. Simaklah kesimpulan lengkap dari artikel ini untuk memahami peran eksplorasi dalam menjaga masa depan cadangan nikel Indonesia.
Ketua Perhapi Mendorong Eksplorasi Nikel dan Ancamannya Terhadap Industri
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli, mengungkapkan harapannya agar upaya eksplorasi guna menambah stok nikel di Indonesia dapat ditingkatkan. Dia menyoroti fakta bahwa saat ini sisa umur cadangan nikel di negara ini diperkirakan hanya tinggal beberapa belas tahun.
Menurut pendapat Rizal, jika kita melihat kondisi cadangan bijih nikel saat ini, yang didukung oleh banyaknya jumlah pabrik pengolahan yang telah dibangun dan beroperasi, maka masa depan cadangan nikel Indonesia terlihat sangat terbatas.
Maka dari itu, dia mendorong peningkatan usaha dalam eksplorasi guna memperpanjang masa hidup cadangan nikel di Indonesia. Ini termasuk upaya eksplorasi yang dilakukan di wilayah yang telah digunakan sebelumnya (brown field), eksplorasi yang ditingkatkan oleh perusahaan yang telah memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP), serta eksplorasi di daerah-daerah baru (green field) yang belum pernah dieksplorasi sebelumnya.
“Masih banyak daerah baru yang belum pernah dieksplorasi, terutama di wilayah Indonesia Timur seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sekitar 34% wilayah yang memiliki potensi sumber daya nikel belum pernah dieksplorasi, jadi perlu segera diupayakan,” kata Rizal dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia pada Selasa (5/9/2023).
Pentingnya Kolaborasi dalam Izin Pabrik Pengolahan Nikel: Pendapat Plt. Dirjen ESDM
Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang merencanakan moratorium terhadap pembangunan pabrik pengolahan nikel baru di Indonesia. Pada saat yang sama, pemerintah juga mendesak agar kegiatan eksplorasi nikel dilakukan dengan lebih intensif.
“Kita harus meningkatkan sumber daya dan cadangan nikel kita. Kita harus terus melakukan eksplorasi dan meningkatkan cadangan. Kita terus mengevaluasi investasi-investasi yang berdiri sendiri ini untuk memastikan pasokan yang memadai,” ungkap Wafid ketika diwawancarai di Gedung Kementerian ESDM pada Senin (28/8/2023).