MEMO,Semarang : Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) dan University Teknologi Malaysia (UTM) menyusun langkah kolaboratif baru melalui program International Service Learning (ISL).
Dalam kegiatan ini, 20 mahasiswa UTM terlibat dalam pengabdian masyarakat di Desa Munding dan Doplang, Kabupaten Semarang, membawa inovasi dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta sektor pariwisata.
Dr. Wiyaka MPd, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPGRIS, menegaskan bahwa kolaborasi ini tidak hanya memperkenalkan budaya dan potensi Indonesia kepada mahasiswa asing, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.
Menelusuri Inisiatif Kolaboratif UPGRIS dan UTM dalam Program ISL
Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) baru saja melepas 20 mahasiswa dari University Teknologi Malaysia (UTM) yang mengikuti program International Service Learning (ISL) di Indonesia.
Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan di Desa Munding dan Doplang, Kabupaten Semarang, mulai tanggal 26 November hingga 2 Desember 2023.
Strategi Pengenalan Budaya dan Potensi Indonesia melalui Program ISL
Dr. Wiyaka MPd, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPGRIS, menyatakan bahwa program ISL ini merupakan kolaborasi pertama antara UPGRIS dan UTM. Sebelumnya, sudah sering dilakukan kegiatan praktikum mengajar dan riset bersama.
“Program ISL ini menjadi langkah strategis untuk memperkenalkan budaya, potensi, dan masyarakat Indonesia kepada mahasiswa asing. Mereka tidak hanya melakukan pengabdian masyarakat tetapi juga melibatkan diri dalam penelitian,” ungkap Wiyaka pada Sabtu (2/12/2023).
Menurutnya, kegiatan mahasiswa program ISL ini sesuai dengan tema KKN mahasiswa regular dari UPGRIS 2023/2024 mengenai Pemberdayaan Masyarakat melalui Literasi Digital untuk Kebangkitan Ekonomi Masyarakat. Mahasiswa UTM berkontribusi dengan mengembangkan proyek UMKM dan pariwisata.
“Proyek mahasiswa UTM di Desa Munding fokus pada pengembangan marketing usaha tempe, budidaya jamur, dan ikan koi secara modern. Mereka telah membuat proyek melalui video yang akan dipromosikan di media sosial dan YouTube,” jelasnya.
Arisul Ulumudin SPd MPd, salah satu dosen pendamping, mengungkapkan bahwa para mahasiswa UTM melakukan penelitian dan identifikasi potensi di Desa Munding selama seminggu.
“Mereka belajar cara pembuatan tempe, budidaya ikan koi, menanam daun bawang, pembuatan keripik daun bawang, dan memaksimalkan sektor wisata dengan curug Tirta Wening,” tambahnya.
Selama kegiatan pengabdian masyarakat, mahasiswa UTM mendapat sambutan positif dari masyarakat Munding. UPGRIS sendiri akan melanjutkan program ISL dengan mengirimkan 20 mahasiswa untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Malaysia. Harapannya, proyek ini dapat memberikan manfaat dan dikenal oleh masyarakat luas.
Dengan intensitas satu minggu di Desa Munding, mahasiswa UTM berhasil mengembangkan proyek UMKM yang berfokus pada pemasaran tempe, budidaya jamur, dan ikan koi secara modern.
Dalam upaya peningkatan UMKM dan pariwisata, mereka juga melakukan penelitian terkait cara pembuatan tempe, budidaya ikan koi, menanam daun bawang, serta pembuatan keripik daun bawang.
Dengan sambutan positif dari masyarakat setempat, proyek ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan, bahkan setelah keberangkatan mahasiswa UTM.
Program ISL akan terus berlanjut dengan UPGRIS mengirimkan 20 mahasiswa untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Malaysia, menciptakan lingkaran kolaboratif yang bermanfaat bagi kedua universitas dan masyarakat yang dilibatkan.