Example floating
Example floating
Destinasiinspirasi

Tempat Bersejarah di Jakarta: Saksi Bisu Pembentukan Kota Jakarta

×

Tempat Bersejarah di Jakarta: Saksi Bisu Pembentukan Kota Jakarta

Sebarkan artikel ini
Tempat Bersejarah di Jakarta: Saksi Bisu Pembentukan Kota Jakarta
Example 468x60

Pada masa itu, Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen, yang pernah menjabat dua kali (1619-1623 dan 1627-1629), memimpin pembangunan berbagai fasilitas untuk menciptakan pemukiman yang layak di wilayah yang dikuasainya. Pada tahun 1620, Jan Pieterszoon Coen mendirikan balai kota di tepi timur Kali Besar. Pembangunan tersebut bertujuan untuk mendukung pemerintahan VOC di Batavia.

Setelah kemerdekaan, Museum Oud Batavia berganti nama menjadi Museum Djakarta Lama di bawah Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI). Kemudian, museum ini secara bertahap berganti nama menjadi Museum Sejarah Jakarta dan diresmikan pada tanggal 30 Maret 1974 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin.

Mas Dhito Lanjutkan

Monumen Nasional (Monas): Simbol Jakarta yang Menggetarkan Jiwa

  1. Monumen Nasional (Monas)

Monumen Nasional (Monas) merupakan tempat bersejarah yang tidak hanya menjadi simbol Jakarta, tetapi juga Indonesia. Salah satu bagian yang menarik perhatian adalah puncaknya yang dilapisi dengan emas murni dan berbentuk lidah api yang sedang menyala.

Ide pembangunan Monas berasal dari Presiden Soekarno, yang menetapkan bahwa monumen ini harus mencerminkan jati diri bangsa Indonesia dan melambangkan api yang berkobar, dinamis, serta memberikan kesan gerak.

Monumen ini berbentuk tugu dengan lambang api abadi di puncaknya. Desain Monas dibuat oleh arsitek terkemuka pada masanya, yaitu Soedarsono. Pembangunan Monas selesai pada tanggal 12 Juli 1976.

  1. Masjid Al-Alam Marunda (Masjid Si Pitung)

Masjid Al-Alam Marunda juga dikenal dengan sebutan Masjid Si Pitung. Masjid ini merupakan salah satu cagar budaya Betawi dan terletak di pinggir pantai Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Saat ini, masjid ini dikelilingi oleh pemakaman dan perumahan penduduk. Dalam sejarahnya, pada abad ke-17, Pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Bahurekso menyerang Benteng Batavia. Dalam serangan tersebut, pasukan Mataram mundur hingga mencapai Marunda dan mengatur strategi di Masjid Al-Alam. Bahkan, sejak tahun 1975, Masjid Al-Alam telah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Dengan menulis ulang konten AI menjadi konten yang dibuat oleh manusia, kontennya menjadi unik dengan skor keterbacaan yang mudah.

Dari Sarinah yang menjadi pusat perbelanjaan pertama di Indonesia hingga Monumen Nasional (Monas) yang menjadi simbol Indonesia yang kuat, setiap tempat bersejarah di Jakarta mengandung nilai-nilai penting dalam pembentukan dan identitas kota ini.

Melalui Museum Fatahillah dan Museum Bahari, kita dapat melihat bagaimana masa lalu kolonial Belanda memberikan pengaruh yang mendalam dalam sejarah Jakarta.

Selain itu, Masjid Al-Alam Marunda (Masjid Si Pitung) mempertahankan jejak perjuangan yang heroik.

Semua tempat ini mengajak kita untuk menjaga dan menghargai warisan sejarah yang berharga ini, sambil terus membangun masa depan yang cerah bagi Jakarta, kota yang begitu kaya akan sejarah dan budaya.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.