Tindakan operasi militer yang dilakukan Rusia di Ukraina Timur telah direspons negatif oleh pasar. Apalagi, tindakan tersebut mendapat sanksi baru dari negara-negara barat terhadap bank-bank dan elit Rusia.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, dampak sanksi tersebut akan mengakibatkan gangguan investasi asal Rusia ke Indonesia tapi tidak terlalu signifikan. Sebab, peran investasi asal Rusia tercatat relatif kecil pada tahun 2021.
“Hanya mencapai 27,8 juta USD atau setara 0,89 persen total investasi dari China yang besarnya USD 3,1 miliar,” kata Bhima , Sabtu (26/2).
Menurutnya, imbas dari sanksi terhadap Rusia oleh negara barat dan invasi ke Ukraina terhadap FDI Rusia tidak akan signifikan mempengaruhi kinerja investasi sepanjang 2022. Namun, yang perlu diperhatikan justru tren investasi tidak langsung dari negara Uni Eropa khususnya Eropa Timur bisa melemah ke Indonesia.
“Bisa delay atau bahkan cancellation dan itu nilai nya cukup besar,” ungkapnya.
Di sisi lain, Bhima menyebut, peluang dalam mengambil alih investasi yang masuk ke Rusia sangat terbuka lebar. Misalnya Rusia merupakan produsen pupuk pertanian yang cukup besar dengan nilai per tahun USD 7 miliar.