Hal ini disebabkan oleh beberapa suku cadang yang tetap memerlukan penanganan langsung oleh teknisi di diler atau bengkel resmi.
“Kita sedang menjajaki omnichannel, semua cara akan kita gunakan. Namun jika hanya berjualan online tanpa adanya toko fisik, barang dapat dikirim tetapi belum tentu dapat dipasang. Oleh karena itu, kita masih memiliki cukup banyak toko offline yang dapat dimanfaatkan,” ujar Lie Se Chiang.
Sebenarnya, konsumen sudah dapat melakukan pembelian secara online melalui platform digital untuk beberapa suku cadang seperti oli, aki, atau ban.
Namun, masih banyak konsumen yang memilih untuk datang langsung ke tempat agar masalah pada kendaraannya dapat langsung diatasi. Sehingga, penjualan secara offline masih mendominasi dibandingkan penjualan secara online.
“Perbandingannya masih lebih banyak pada penjualan di tempat, sekitar 80-20% yang mayoritas masih dilakukan secara offline, terutama bengkel resmi yang masih mendorong konsumen untuk datang langsung, terutama bagi orang yang kurang berpengalaman. Namun, penjualan secara online menyamai peran dari penjualan di toko dan layanan mobilitas online,” ungkapnya.
Harmoni Antara Online dan Offline: Masa Depan Industri Otomotif di Era Digital