Surabaya, Memo
Resesi dunia 2023 membuat negara negara melakukan terobosan untuk melindungi negaranya terhindar dari dampak negatif krisis ekonomo tersebut. Tak terkecuali dengan Pemerintah RI, juga melakuan regulasi agar penganggaran di APBN dan APBD menyokong kegiatan ekonomi lokal.
Karena ekonomi lokal banyak melibatkan pelaku UMKM, usaha kecil menengah banyak dijadikan tameng untuk meredakan dampak dari krisis ekonomi 2023 . Termasuk juga di Propinsi Jawa Timur. Pelaku UMKM menjadi tameng untuk mengantisipasi krisis bekepanjangan.
Krisis yang diprediksikan akan ada pada 2023 mulai disiapkan Pemerintah provinsi Jatim. Salah satunya cara yang sudah dilakukan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggerakkan tumbuhnya usaha micro kecil dan menengah (UMKM).
UMKM jadi tulang punggung ekonomi Jawa Timur. PDRB Jawa timur didukung bidang UMKM sejumlah 57,81 persen. Dalam 2 tahun ke belakang, atau selama saat wabah, UMKM jadi pembangkit ekonomi.
UMKM diprediksikan bisa menjadi lagi tameng ekonomi pada krisis global pada 2023. Karenanya, Dinas Koperasi dan UKM Jawa timur terus terus-menerus menjaga pengokohan bidang usaha menengah ke bawah itu. Salah satunya dengan memberi sarana untuk UMKM lewat East Java Super Corridor (EJSC) di Kota Malang, Jember, Pamekasan, Bojonegoro dan Madiun.
“Saya selalu diingatkan Bu Gubernur Khofifah jika menurut Jack Ma, pada 2030 sekitaran 85 % ekonomi dunia akan digerakkan UMKM. Ini yang selalu kami pegang dan jadi motivasi untuk menjaga penguatan UMKM Jawa timur, ditambah dengan rintangan krisis di tahun depannya,” tutur Kepala Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Jawa timur Andromeda Qomariah, Sabtu (12/11).
Andromeda menyebutkan, beberapa hal yang sudah dilaksanakan Dinkop Jawa timur untuk pastikan aktor UMKM di Jawa timur memperoleh support dan saranai dari pemerintah. Satu diantaranya dengan melangsungkan beragam saranai pengiringan dan training.