“Setelah kateter terpasang, dilakukan pengembangan menggunakan balon di daerah yang menyempit. Setelah pembuluh darah terbuka, stent dipasang untuk memastikan aliran darah tetap lancar,” ujarnya.
Meskipun prosedur Primary PCI tidak selalu berjalan mulus bergantung pada kondisi masing-masing pasien, dalam beberapa kasus, teknologi seperti IVUS dan Rotablator dapat membantu.
Teknologi IVUS dan Rotablator: Inovasi Terkini dalam Penyembuhan Jantung
Dr. Dendi Puji Wahyudi, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi dari Mayapada Hospital Bandung, menjelaskan bahwa IVUS (Intravascular Ultrasound) adalah teknologi medis yang menggunakan gelombang suara untuk memproduksi gambaran detail pembuluh darah jantung.
“Sedangkan Rotablator adalah alat yang digunakan untuk mengatasi sumbatan di arteri koroner sebelum stent dipasang. Rotablator efektif mengatasi sumbatan yang panjang dan kaku di percabangan arteri koroner,” tambahnya.
Dr. Samuel Sudanawidjaja, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi dari Mayapada Hospital Surabaya, menyoroti pentingnya kombinasi IVUS dan Rotablator dalam pengobatan penyakit arteri koroner.
“IVUS membantu memahami struktur pembuluh darah dengan lebih baik, sementara Rotablator membantu menangani sumbatan yang sulit. Kombinasi ini memungkinkan kami memberikan perawatan yang lebih efektif bagi pasien dengan penyakit jantung koroner,” jelas dr. Samuel.
Selain serangan jantung, ada juga kasus darurat lain seperti aritmia, di mana irama jantung menjadi tidak teratur, baik terlalu cepat atau terlalu lambat. Hal ini mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Dr. Agung Fabian Chandranegara, Spesialis Aritmia dari Mayapada Hospital Tangerang, menjelaskan bahwa aritmia dapat diatasi melalui tindakan minimal invasif seperti Ablasi Jantung, di mana kateter dimasukkan melalui pangkal paha dengan bantuan X-ray untuk menavigasi ke jantung yang mengalami kelainan listrik.
“Tindakan Ablasi Jantung menggunakan energi panas untuk menghilangkan fokus-fokus yang mengganggu irama jantung, tanpa memerlukan operasi sehingga efek samping minimal dan pasien dapat segera kembali beraktivitas,” tambahnya.
Semua kasus kegawatdaruratan jantung ini ditangani di seluruh unit Mayapada Hospital yang siap 24 jam melalui Cardiac Emergency. Sebagai bagian dari Cardiovascular Center Mayapada Hospital, Cardiac Emergency menyediakan layanan komprehensif mulai dari deteksi dini, diagnosis, tindakan intervensi, hingga rehabilitasi jantung dengan dukungan dari tim dokter multidisiplin.
Bagi penggemar olahraga, menjaga kesehatan jantung merupakan hal yang sangat penting. Mayapada Hospital menawarkan layanan Sports Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) yang mencakup perencanaan olahraga yang tepat bersama dokter spesialis kedokteran olahraga.
SITPEC di Mayapada Hospital tidak hanya menyasar atlet tetapi juga penggemar olahraga untuk mendapatkan penanganan komprehensif, termasuk pencegahan, pemeriksaan fisik, skrining, serta perawatan cedera dan pasca cedera. Layanan ini didukung oleh tim dokter multidisiplin dengan standar internasional.
Sebagai bagian dari kemitraan dengan Pocari Sweat Run Indonesia, Mayapada Hospital berkomitmen untuk mendukung kondisi optimal para pelari dengan Pre-Medical Screening dan paket Medical Check-Up (MCU) Runner di seluruh unit mereka, memastikan keamanan dan kesehatan saat berpartisipasi dalam kegiatan olahraga lari.
Panduan Penanganan Darurat Serangan Jantung: Proses, Teknologi, dan Dampaknya
Dalam menjaga kesehatan jantung, waktu reaksi yang cepat sangat penting. Golden period, atau periode emas 90 menit pertama setelah serangan jantung, menjadi krusial untuk meminimalkan kerusakan pada otot jantung dan meningkatkan prospek pemulihan. Mayapada Hospital, dengan tim dokter spesialis dan teknologi medis terkini, telah membuktikan efektivitasnya dalam menangani kasus-kasus darurat seperti serangan jantung dan aritmia melalui layanan Cardiac Emergency mereka.