Memo.co.id
Era digital, bagi pewirausaha, dituntut terus kreatis dan adaptif terhadap perkembangan serta open mind terhadap masukan serta update informasi dari perilaku sosial entreprenieur , yang terus berkembang dan selalu berubah. Perkembangannya sangat cepat dan selalu berubah dengan cepat pula.
Karena itulah, kuncu utama di era digital milineal ini adalah adaptif dan selalu open mind terhadap perubahan yang terjadi. Kreatifitas, adalah salah satu kunci dari sikap adaptif serta openmind tersebut. Beberapa pelaku bisnis offlibne, yang berhenti akibat tergerus pandemi, mulai bangkit lagi setelah menerapkan prinsip prinsip bisnis berbasis online.
Steven Huang, salah satu contoh dari pelaku bisnis ini. Steven terjun ke bisnis online total, dengan menjual produk pakaian laki laki. Bis online yang dia jalankan, selalu mengedepankan kreatifitas. Pertimbangan Steveb, dunia e commerce, tidak bisa monoton. Harus terus beribovasi dan selalu kreatif.
” Yang lebih utama adalah selalu adaptif terhadap perkambangn dan memanfaatkan teknologi yang tersedia. Hanya pelaku usaha yang adaptif yang dapat terus menjaga usahanya supaya tetap kompetitif dan relevan.” kata Steven Huang. Pemuda yang sukses dimulai dengan dropshiper ini mengaku, perjalannya diawali dari nol. Pertama, dia menjual online milik produk orang lain. Sidtem dropsipher. Namun, setelah berlangsung lama, dia melakukan inovasi inovasi kemudin stok produk.
Kesuksesan Steven, tak lepas dari kemampuan beradaptasi dengan keadaan dan juga memanfaatkan teknologi sebagai penunjang bisnisnya. Dia mencoba menjadi dropshipper produk pakaian laki-laki. Saya mulai usaha dropshipper ini menggunakan modal yang relatif sedikit dulu, namun sekarang saya sudah mulai banyak stok barang dan menjadi salah satu merchant e-commerce Akulaku Silvrr Indonesia,” kata Steven.
Steven menambahkan, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini para pelaku bisnis harus jeli melihat perubahan perilaku konsumen dimana hampir semua orang saat ini lebih banyak beraktivitas di rumah dan pola konsumsi yang dilakukan melalui online. Di situlah pentingnya para pelaku bisnis perlu adaptasi berjualan online untuk menjangkau konsumen.
Dengan menerapkan kemampuan beradaptasi dan kreativitas yang baik, kini Steven mampu meraih omzet yang jumlahnya relatif tinggi, bahkan omzetnya kini bisa mencapai Rp250 juta per bulan. “Dengan memanfaatkan lewat platform e-commerce Akulaku Silvrr Indonesia ini membuat saya memungkinkan untuk mencapai 65% dari 268 juta masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan internet saat ini,” ungkap Steven.
Managemen Keuangan
Sementara itu, kesuksesan mengembangkan bisnis, tidak lepas dari kemampuan mengelola keuangan. Menurut Corporate Secretary Akulaku Finance Indonesia Wildan Kesuma mengatakan, pebisnis yang baru mulai usaha sangat penting dan harus dipelajari sejak awal yaitu pengelolaan keuangan.
Wildan Kusuma menjelaskan tentang edukasi tentang literasi keuangan terhadap pelaku bisnis pemula. “Dengan punya pemahaman literasi keuangan yang baik maka kita bisa terhindar dari hal-hal yang merugikan,” ujarnya.
Kemampuan memenej keuangan dan tingginya tingkat literasi keuangan, dipastikan bisa u meningkatkan kesejahteraan. Dengan semakin bertambahnya tingkat literasi keuangan maka masyarakat dapat membuat keputusan keuangan dengan lebih baik sehingga perencanaan keuangan menjadi lebih optimal. ( ed )