Jakarta, Memo–
Wacana pengusulan paket Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk Pilpres 2029 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) memicu analisis mendalam mengenai peta kekuasaan pasca-perpindahan kekuasaan.
Usulan yang dinilai sebagian kalangan “konyol” ini, justru dibaca sebagai sinyal kuat kegelisahan politik seorang mantan Presiden yang mencari jaminan keamanan bagi reputasi dan keluarganya di masa depan.
Menurut pengamat, Roky Gerung, Jokowi terlihat memperlihatkan ketakutan terjerat “kepungan politik” di masa mendatang, terutama terkait isu sensitif seperti isu ijazah dan dinasti politik.
Upaya Jokowi untuk menjadikan Gibran sebagai “proksi” kekuasaan yang berkelanjutan adalah bentuk upaya mencari political insurance (asuransi politik).
Strategi Bubur Panas: Konsolidasi Kekuatan Prabowo Melawan “Geng SOP”
Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto dinilai tengah berusaha membebaskan diri dari “penjara” pengaruh mantan Presiden, yang disebut sebagai Geng SOP (Solo, Oligarki, dan Parcok/Kroninya Jokowi).
Baca Juga: Menkeu Purbaya Tegas Tolak Lanjutkan 'Burden Sharing' BI, Demi Jaga Independensi Moneter

Analisis politik mengibaratkan perjuangan Prabowo ini sebagai upaya memakan “bubur panas” yang harus dimulai dari pinggir, melalui serangkaian penunjukan strategis.












