Example floating
Example floating
banner 728x250
Berita-Peristiwa

Kader PSI Klaim Presiden Jokowi Memenuhi Syarat Jadi Nabi, Rame di Jagat Maya

Avatar
×

Kader PSI Klaim Presiden Jokowi Memenuhi Syarat Jadi Nabi, Rame di Jagat Maya

Sebarkan artikel ini
Kader PSI Klaim Presiden Jokowi Memenuhi Syarat Jadi Nabi, Rame di Jagat Maya

Di tengah riuhnya percakapan politik, sebuah pernyataan meluncur dari seorang kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka, yang sontak memicu gelombang perdebatan panas.

Dalam sebuah unggahan di akun X (Twitter), Dedy tanpa ragu menyebut bahwa Presiden Joko Widodo telah “memenuhi syarat sebagai seorang nabi”. Kata-kata itu, yang awalnya mungkin dimaksudkan sebagai pujian setinggi langit, justru memantik amarah dan keheranan dari berbagai penjuru, terutama dari pegiat media sosial Jhon Sitorus.

Jhon Sitorus, dengan nada peringatan, segera menyerukan kehati-hatian. “Hati-hati kalau bicara soal Nabi bro,” balas Jhon di akun X-nya, dikutip Selasa (10/6/2025). Ia mempertanyakan definisi “nabi” yang dimaksud Dedy, mengingat konotasi sakral dan keagamaan yang melekat pada istilah tersebut.

Bagi Jhon, menyebut Jokowi seorang nabi tanpa klarifikasi agama yang jelas, hanya akan menimbulkan polemik tak berujung. “Saya tahu semangat Anda begitu membabi buta mencintai Jokowi,” sindir Jhon, namun ia menegaskan bahwa pernyataan itu “berlebihan”.

Makna ‘Nabi’ dalam Pusaran Kontroversi: Antara Literal dan Kiasan

Jhon Sitorus tak berhenti di situ. Ia menarik definisi “nabi” dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai “orang yang menyampaikan pesan dari Tuhan kepada manusia.” Berangkat dari definisi ini, Jhon menuntut Dedy untuk membuktikan apakah Jokowi menerima wahyu langsung dari Tuhan, atau memiliki sifat kenabian yang diakui secara luas.

“10 tahun Jokowi jadi presiden RI, tidak ada 1 pun manusia yang mengatakan Jokowi memiliki sifat kenabian, kecuali Anda sendiri,” tegas Jhon, sembari kembali menanyakan, “Nabi umat agama mana yang Anda maksud?”

Namun, Dedy Nur Palakka tidak surut. Ia bergeming, menganggap pernyataannya bukan sebuah kekeliruan, melainkan bagian dari “ruang ide” yang bebas.

Baca Juga  Polemik Bendera Bulan Bintang Aceh, Gubernur Mualem Sebut Masih Proses Izin

“Enggak ada yang berlebihan dalam ruang idea bro,” balas Dedy. Ia bahkan menantang dengan mengatakan, “Kalau saya menulis bahwa Jhon juga bisa jadi nabi baru apa yang saya langgar, ini pikiran bebas saya saja.”

Bagi Dedy, reaksi yang timbul justru menunjukkan semangat yang perlu dilanjutkan, seolah ingin melihat sejauh mana narasi ini bisa berkembang.