Memo.co.id – Bali menambah luasan lahan tanam untuk komoditas cabe dan bawang merah guna menggenjot produksi kedua komoditas mencapai 25.000 ton per tahun. Rencananya, luas lahan cabe akan diperluas mencapai 64 Ha, mencakup daerah Buleleng seluas 23 Ha dan Tabanan seluas 41 Ha.
Untuk bawang merang, luasan tambahan mencapai 70 Ha, yang tersebar di Bangli 62 Ha dan Buleleng 8 Ha. Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Ida Bagus Wisnuardhana, pencapaian sebanyak itu akan memberikan nilai lebih kepada petani cabe dan bawang merah, karena dapat mensuplai ke luar daerah. “Produksi sekarang sebenarnya sudah cukup, meskipun fluktuatif suplai dan permintaannya.
Namun harus ditingkatkan lagi agar petani lebih sejahtera,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (24/12/2015). Produksi cabe merah di Bali diperkirakan mencapai 20.349 ton per tahun, dengan kebutuhan rata-rata setahun sekitar 6.261 ton, sedangkan bawang merah diperkirakan produksinya mencapai 11.884 ton dengan tingkat kebutuhan per-tahun mencapai 11.268 ton. Dia menegaskan selain meningkatkan pendapatan petani, penambahan produksi sekaligus langkah antisipasi karena kedua komoditas ini berpengaruh cukup signifikan terhadap terjadinya inflasi selain padi. Hal itu terjadi, karena kedua komoditas dibutuhkan sebagai bumbu sehari-hari, sedangka. ketersediannya berfluaktif karena bersifat musiman sehingga harga cenderung naik terutama saat hari-hari besar keagamaan.
“Sebagai solusi disamping memacu peningkatan produksi, juga mengatur pola ketersediaan hasil produksi agar tersedia sepanjang tahun. Gerakan tanam cabe dan bawang merah perlu digenjot,” tegasnya. Sementara itu, Wagub Bali menegaskan sektor pertanian menjadi salah satu prioritas untuk terus ditumbuhkan dan dikembangkan dalam menjaga keselarasan kehidupan dibidang ekonomi.
Menurutnya, jika pertumbuhan sektor pertanian tidak bisa ditingkatkan, maka pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup tidak akan tercukupi. Dalam mendukung peningkatan pertumbuhan sektor pertanian, Pemprov Bali terus menggenjot realisasi bantuan berupa 4 komponen yang dianggap sebagai penentu, yakni peningkatan infrastruktur; sarana prasarana produksi; sumber daya manusia, dan modal.
Empat komponen tersebut secara serius dibangun akan signifikan membantu peningkatan produksi hasil pertanian. Pembangunan infrastruktur harus disesuaikan dengan letak geografis lahan pertanian yang dikelola, seperti di daerah tersebut yang berlokasi dikaki gunung dan terkendala kurangnya air dibantu mesin pompa air dan selang.(*)