Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta akan menggelar Jakarta Kreatif Festival (JaKreatiFest) secara virtual via zoom pada 30-31 Agustus 2021. Acara itu merupakan upaya mendukung pemulihan ekonomi nasional pemerintah pusat dan BI yang telah melaksanakan berbagai program antara lain Bangga Buatan Indonesia (BBI), Bangga Wisata Indonesia (BWI), Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) dan Festival Ekonomi Syariah (FESYAR).
JaKreatiFest juga merupakan bagian dari upaya KPw BI Provinsi DKI Jakarta yang selama beberapa tahun terakhir menginisiasi beberapa kegiatan pemberdayaan sektor riil dan UMKM, termasuk di bidang ekonomi kreatif, pariwisata, dan ekonomi syariah serta memperkuat daya saing pelaku usaha melalui digitalisasi maupun UMKM Go Export. Terdapat sejumlah kegiatan rutin tahunan yang telah dilakukan antara lain Festival Kopi Nusantara (FKN), Festival Kreatif & Seni Jakarta (FKSJ), dan Karya Kreatif Indonesia (KKI).
Kepala KPw BI Provinsi DKI Jakarta Onny Widjanarko mengungkapkan penyelenggaraan JaKreatiFest merupakan bagian dari upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di ibu kota. Seperti diketahui, per kuartal II-2021, perekonomian DKI Jakarta tumbuh 10,91%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional 7,07%. Selain itu, lanjut Onny, JaKreatiFest merupakan ikhtiar KPw BI Provinsi DKI Jakarta mempersiapkan pelaku usaha sektor riil dan UMKM merespons era post-PPKM.
“Sekarang kesempatannya. Kita siapkan dari sisi informasi, motivasi, dan lain-lain. Mudah-mudahan ketika level PPKM semakin berkurang, frekuensi dari transaksi produk-produk nasional ini kita isi ke lapak-lapak online, offline tetap jalan,” ujar Onny dalam pertemuan dengan media di KPw BI Provinsi DKI Jakarta, Selasa (24/8/2021).
Onny pun tidak ingin JaKreatiFest hanya menjadi sekadar acara. KPw BI Provinsi DKI Jakarta menginginkan ada output yang dirasakan oleh semua peserta kegiatan. Menurut rencana, acara akan diikuti sejumlah stakeholders mulai dari Pemprov DKI Jakarta, pelaku UMKM, kelompok petani kopi, pelaku industri kreatif dan berbagai komunitas serta masyarakat umum.
“Kita juga nanti ada business matching. Ketika mereka sudah tampil, lembaga keuangan kita undang untuk melihat. Kalau dia (pelaku usaha) punya kapasitas growth, tapi dia punya limit pendanaan yang terbatas, ini akan kita satukan. Ini mau kita sambungkan supaya terjadi business matching dan terjadi transaksi,” kata Onny. “Saya punya keyakinan transaksi itu terjadi akibat adanya informasi, story (cerita), dan interaksi,” lanjutnya.
Deputi Kepala KPw BI Provinsi DKI Jakarta Endang Kurnia Saputra meyakini perekonomian DKI Jakarta akan kembali tumbuh tinggi seiring penurunan level PPKM. Hal itu akan diikuti dengan pertumbuhan sektor riil dan UMKM, termasuk ekonomi kreatif, pariwisata, dan ekonomi syariah. “Ini salah satu sumbangsih BI Jakarta. Saat orang lain melihat ekonominya mulai menurun, justru kita melihat potensi ke depan sehingga kita harus prepare,” ujar Adang.
Berdasarkan data, jumlah UMKM yang tergabung di JaKreatiFest sebanyak 130 UMKM dengan pembagian fesyen 25 UMKM, industri kreatif 10 UMKM, kuliner 65 UMKM, dan kerajinan 30 UMKM. Dari 130 UMKM itu, 113 UMKM sudah go-digital. KPw BI Provinsi DKI Jakarta juga bekerja sama dengan Tokopedia untuk membuat sub-page khusus dengan nama “Jakarta Kreatif Festival” di mana 87 UMKM peserta JaKreatiFest yang sudah bekerja sama dengan Tokopedia akan dimasukkan ke dalam sub-page tersebut.