Sosial commerce atau s-commerce, demikian kata Ignatius Untung Surapati, adalah sebuah kekuatan yang tidak boleh dianggap sebelah mata dalam dunia bisnis. Dalam sebuah talkshow terbaru, Surapati dengan tegas menyatakan bahwa s-commerce tidak hanya tidak merugikan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), tetapi juga dapat menjadi penopang penting bagi peningkatan penjualan mereka. Bagaimana pandangan ini berakar dan apa implikasinya? Simaklah kesimpulan berikut.
Ignatius Untung Surapati: S-Commerce Bukan Ancaman, Tapi Solusi UMKM
Pengamat ekonomi digital bernama Ignatius Untung Surapati dengan tegas mengungkapkan bahwa social commerce (s-commerce) tidak akan memberikan kerugian kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebaliknya, ia melihatnya sebagai suatu potensi yang dapat meningkatkan penjualan UMKM.
Pernyataan ini dia sampaikan sebagai tanggapan terhadap pandangan pemerintah yang beranggapan bahwa s-commerce dapat mengancam eksistensi UMKM. Menurut pemerintah, sebuah platform seharusnya hanya menjalankan satu fungsi, yakni sebagai media sosial atau e-commerce saja, tanpa perlu berperan ganda.
Dalam sebuah talkshow bertajuk ‘Dampak Social Commerce Pada UMKM di Indonesia’ yang diadakan di Jakarta Selatan pada Jumat (15/9), Ignatius Untung Surapati mengungkapkan, “Social commerce tidak akan memberikan kerugian kepada UMKM. Sebagian besar UMKM berhasil meningkatkan penjualan mereka berkat adanya social commerce. S-commerce tidak memiliki dampak negatif apapun terhadap UMKM.”
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah seharusnya tidak bersikap menyalahkan keberadaan social commerce ketika ada penjual UMKM yang mengalami kerugian. Menurutnya, kedua hal ini tidak memiliki keterkaitan yang signifikan.
Menurut Surapati, ini hanyalah bagian dari persaingan bisnis, bukan masalah antara dunia online dan offline. Tidak ada hubungan langsung antara kerugian penjual UMKM dan social commerce; jika seorang penjual tidak berhasil, itu disebabkan oleh ketidakmampuannya bersaing di pasar.
Kritik Terhadap Konsep Pisah Sosial Media dan E-Commerce dalam Bisnis
Surapati juga mengkritik pandangan bahwa aktivitas sosial media dan e-commerce harus terpisah, menganggapnya sebagai pemikiran yang tidak logis. Ia membuat perbandingan antara aktivitas pengguna e-commerce dengan pengunjung mal yang keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu berbelanja.