Perry mengaku, terkait normalisasi kebijakan The Fed tersebut akan berpengaruh pada pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia. Sehingga, untuk mengantisipasinya BI telah membuat beberapa strategi untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dengan memperkuat sisi stabilitas eksternal.
Perry menjelaskan, imbas dari kenaikan suku bunga The Fed yaitu, terkait selisih yield obligasi AS dengan yield surat utang pemerintah semakin menipis. Sehingga arus modal akan bergerak ke luar (capital outflow), sehingga berpotensi memberikan tekanan pada sisi nilai tukar rupiah.
Meskipun demikian, ancaman dari perekonomian global terhadap industri keuangan Indonesia akan ditopang oleh proses pemulihan ekonomi nasional. Penguatan ekonomi RI akan tercipta oleh rasa optimisme dari berbagai pihak yang dapat mencari peluang yang ada.