Maskapai penerbangan Indonesia kini menunjukkan minat terhadap pesawat buatan China, dan TransNusa menjadi pionir dengan mengakuisisi sejumlah pesawat. Kemitraan ini terwujud melalui penandatanganan perjanjian antara TransNusa dan Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC), sebuah momen yang disaksikan langsung oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, bersama stafnya.
Budi menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi ini, menyatakan harapannya bahwa kerjasama ini akan meningkatkan standar pelayanan penerbangan di Indonesia. Dalam pernyataan resmi pada Kamis (11/1), Budi juga mengadvokasi COMAC untuk berinvestasi di industri penerbangan tanah air, menekankan pentingnya memperkuat hubungan antara Indonesia dan China.
Kunjungan Menteri Perhubungan ke fasilitas produksi pesawat China menunjukkan ketertarikan yang mendalam. Budi Sumadi mengamati dengan seksama detail pekerjaan yang dilakukan oleh COMAC, yang mereka klaim sebagai teknologi penerbangan mutakhir.
“Saya menekankan pentingnya memastikan produksi pesawat ini fokus pada kualitas yang lebih tinggi, keamanan, efisiensi, dan ramah lingkungan,” tutur Budi.
Budi Karya Sumadi: Memajukan Kualitas Penerbangan Indonesia melalui Kemitraan Global
Pada Desember 2022, TransNusa menciptakan sensasi di dunia penerbangan Indonesia dengan memperoleh 30 pesawat buatan China. Pesanan tersebut melibatkan jenis pesawat penumpang ARJ21-700, mampu mengangkut 78-97 penumpang dengan jangkauan penerbangan sejauh 3.700 km.
Pesawat regional jet ini, diproduksi oleh COMAC, memiliki kapasitas 95 kursi dan mampu terbang selama 3,5 jam.