MEMO.CO.ID, JAKARTA – Seorang sopir Toyota Fortuner mencuri perhatian publik setelah aksi arogannya menabrak mobil wartawan dan terlibat dalam cekcok di jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 57. Kasus ini semakin rumit ketika terungkap bahwa pelaku menggunakan plat nomor TNI palsu, yang akhirnya berujung pada penangkapannya oleh Polda Metro Jaya.
Kisah Arogansi dan Pemalsuan Plat Nomor, Pelaku Ditahan
Polda Metro Jaya berhasil menangkap sopir Toyota Fortuner yang berperilaku arogan dengan inisial PWGA, setelah terlibat dalam insiden menabrak mobil wartawan dan cekcok di jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 57. Peristiwa ini menjadi sorotan setelah video viral di media sosial yang menunjukkan PWGA mengaku sebagai anggota TNI, meskipun kemudian mengubah klaimnya dan mengakui bahwa kakaknya yang merupakan anggota TNI. Pelat nomor yang digunakan oleh PWGA ternyata tercatat atas nama Marsda TNI (Purn) Asep Adang Supriyadi, yang kemudian melaporkan PWGA ke Polda Metro Jaya atas pemalsuan plat nomor.
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Titus Yudho Ully, mengonfirmasi bahwa PWGA telah ditetapkan sebagai tersangka dan langsung ditahan karena melanggar pasal 263 KUHP terkait pemalsuan dokumen. Pasca kejadian, PWGA kabur ke rumah kakaknya bersama istrinya, di mana mobil Fortuner disembunyikan dan pelat nomor palsu dibuang. Pelat nomor tersebut ternyata berasal dari kakak PWGA yang merupakan mantan anggota TNI.
Meskipun pelat nomor tersebut sudah kedaluwarsa sejak tahun 2018, PWGA sengaja menggunakan plat tersebut untuk menghindari aturan ganjil-genap saat periode mudik lebaran 2024. Setelah mengetahui bahwa videonya viral di media sosial, PWGA langsung membuang pelat nomor palsu tersebut di wilayah Lembang, Jawa Barat. Kini, pihak kepolisian masih melakukan pencarian terhadap pelat nomor tersebut untuk dijadikan barang bukti dalam kasus ini.
Penangkapan Sopir Toyota Fortuner: Pelat TNI Palsu & Cekcok
Penangkapan sopir Toyota Fortuner yang menggunakan plat TNI palsu ini menimbulkan kontroversi dan keprihatinan. Dugaan arogansi dan pemalsuan plat nomor menjadi sorotan, menjadikan kasus ini penting untuk dipelajari lebih lanjut.
Keputusan penangkapan pelaku oleh pihak berwajib menjadi langkah awal dalam menegakkan aturan dan hukum yang berlaku.