Example floating
Example floating
EKONOMI

Skandal Penemuan Emas di Busang: Harapan yang Berubah Menjadi Kekecewaan

×

Skandal Penemuan Emas di Busang: Harapan yang Berubah Menjadi Kekecewaan

Sebarkan artikel ini
Skandal Penemuan Emas di Busang: Harapan yang Berubah Menjadi Kekecewaan
Skandal Penemuan Emas di Busang: Harapan yang Berubah Menjadi Kekecewaan
Example 468x60

MEMO

Penemuan gunung emas di Kalimantan pada tahun 1993 mengguncang dunia investasi. Bre-X, perusahaan tambang asal Kanada, mengklaim bahwa mereka menemukan cadangan emas sebesar 53 juta ton di daerah Busang. Namun, setelah verifikasi lapangan oleh Freeport, terungkap bahwa tanah tersebut tidak mengandung emas. Skandal ini mengejutkan banyak pihak, termasuk para investor dan petinggi negara di Indonesia.

Gunung Emas Kalimantan: Penipuan Besar yang Mengejutkan Dunia Investasi!

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, emas tetap menjadi pilihan investasi paling stabil. Hal ini membuat banyak orang tertarik dan berlomba-lomba untuk memilikinya. Salah satu peristiwa besar terkait emas terjadi pada tahun 1993, ketika para peneliti menemukan bongkahan emas raksasa di Kalimantan yang mencapai 53 juta ton.

Penemuan ini memicu minat banyak pihak untuk mengejar dan memiliki kekayaan tersebut. Namun, kisah ini berakhir dengan skandal yang memalukan.

Menghebohkan Dunia

Cerita tentang gunung emas ini pertama kali disebarkan oleh perusahaan tambang asal Kanada, Bre-X. Menurut laporan Tempo pada 30 November 1998, Bre-X adalah perusahaan kecil. Bondan Winarno dalam bukunya “Bre-X: Sebongkah Emas di Kaki Pelangi” menjelaskan bahwa pada tahun 1993, perusahaan tersebut melakukan ekspedisi 12 hari di Kalimantan Timur. Mereka menjelajahi hutan tropis demi menemukan daerah yang disebut Busang, yang menurut ahli geologi John Felderhof, kaya akan emas.

Setelah memastikan potensi daerah tersebut, perusahaan mengeluarkan surat terbuka kepada para investor, menjelaskan prospek Busang yang jika digarap serius bisa membuat mereka kaya raya.

Investasi dan Kehebohan

Di Indonesia, banyak orang kaya berkat tambang emas, seperti proyek Freeport di Papua. Kabar tentang gunung emas di Busang langsung menghebohkan. Bre-X mengumumkan bahwa tanah Busang memiliki emas sebesar 53 juta ton, sehingga saham Bre-X di Kanada melonjak drastis. Nilai perusahaan yang semula kecil berubah menjadi Rp7 triliun.

Di Indonesia, para petinggi negara dan pengusaha, termasuk orang-orang dekat Presiden Soeharto seperti Bob Hasan dan anaknya, Sigit, langsung tertarik. Mereka melalui perusahaan masing-masing mulai menguasai area penambangan di Busang.

Fakta Terungkap

Pada tahun 1997, Bob Hasan telah mengakuisisi 50% saham PT Askatindo Karya Mineral dan PT Amsya Lina yang menguasai Busang I dan II. Sigit juga dibujuk oleh Bre-X dengan bayaran US$1 juta per bulan agar perusahaannya, PT Panutan Daya, menjadi konsultan di Busang.

Awalnya, semua berjalan lancar. Namun, bisnis di Indonesia tidaklah mudah bagi Bre-X. Presiden Soeharto mengharuskan perusahaan asing berbagi saham dengan pemerintah. Dalam kasus Busang, Soeharto menunjuk PT Freeport-McMoran sebagai mitra. Dari sinilah mulai terungkap bahwa tanah Busang mungkin tidak mengandung emas.

Kebenaran yang Mengejutkan

Sebagai perusahaan besar, Freeport menjalankan verifikasi lapangan yang ketat. Mereka mengambil sampel tanah untuk diuji di laboratorium. Pada 19 Maret 1997, hari yang sama saat Freeport melakukan verifikasi, tersiar kabar bahwa Direktur Eksplorasi Bre-X, Michael de Guzman, menghilang. Dikabarkan, Guzman tewas bunuh diri dengan melompat dari helikopter.

Tim SAR menemukan mayat yang diyakini sebagai Guzman dan membawanya ke Filipina untuk dimakamkan. Namun, Bondan Winarno meragukan identitas mayat tersebut. Setelah melakukan penyelidikan hingga Kanada, Bondan yakin bahwa mayat itu bukan Guzman.

Penipuan Terungkap

Sementara itu, Freeport merilis hasil verifikasi mereka: tanah Busang tidak mengandung emas. Peneliti independen lainnya juga melaporkan hal serupa. Tidak ada emas di Busang dari tahun 1995 hingga 1997.

Kabar ini mengejutkan Indonesia karena telah menipu banyak pihak, termasuk Presiden Soeharto. Saham Bre-X langsung anjlok, dan para investor marah besar. Mereka bahkan menyandera bos Bre-X, David Walsh, untuk meminta uang mereka kembali.

Kasus ini membutuhkan waktu lama untuk mereda dan masih menyisakan banyak tanda tanya, terutama mengenai hilangnya Guzman. Menurut laporan BBC International, setelah kejadian itu, Guzman tidak pernah terlihat lagi. Keluarganya juga tidak mengetahui keberadaannya hingga sekarang, meskipun mereka yakin dia masih hidup dan bersembunyi di Amerika Selatan.

Pelajaran dari Skandal Busang: Kejujuran dan Verifikasi dalam Investasi Tambang

Skandal penemuan emas di Busang oleh Bre-X memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kejujuran dan verifikasi dalam dunia investasi. Kehebohan awal tentang gunung emas tersebut memicu lonjakan saham dan minat besar dari berbagai kalangan, termasuk para pengusaha dan petinggi negara di Indonesia. Namun, verifikasi lapangan yang dilakukan oleh Freeport mengungkapkan bahwa tanah Busang tidak mengandung emas, yang akhirnya meruntuhkan harapan banyak pihak.

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.