Sementara itu, sepanjang tahun lalu tercatat 189 kasus berita palsu terkait pemilu. Lonjakan signifikan terjadi saat masa kampanye Pemilu dimulai.
“Peningkatan yang cukup besar terjadi antara bulan November dan Desember 2023, sesuai dengan awal masa kampanye Pemilu 2024,” tambah Budi.
Budi juga mengingatkan bahwa semua pihak memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan di ruang digital sepanjang tahun 2024.
Salah satunya adalah dengan tidak menyebarkan konten yang berisi informasi palsu. “Mari kita bersama-sama menciptakan Pemilu 2024 yang damai dengan menjaga ruang digital dari penyebaran berita palsu,” tandasnya.
Mengatasi Ancaman Hoaks: Tantangan dan Langkah Menuju Pemilu 2024 yang Aman dan Damai
Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengungkapkan dampak besar dari penyebaran hoaks terkait pemilu di media sosial. Dari lebih dari 2.800 konten yang tersebar, sebagian besar telah ditindaklanjuti, namun masih ada sejumlah konten yang dalam proses penanganan.
Platform utama seperti Facebook, Instagram, dan Twitter menjadi fokus utama hoaks ini. Lonjakan signifikan terjadi menjelang kampanye Pemilu 2024, menyoroti perlunya kerja sama untuk menjaga keamanan digital.
Pentingnya untuk semua pihak untuk tidak menyebarkan informasi palsu menjadi sorotan utama dalam mewujudkan Pemilu 2024 yang damai dan aman di ranah digital.