Selanjutnya, keluarga Kiai Abdul Wahab menetap di Parakan yang dikenal sebagai tempat menggembleng santri. Dari Parakan inilah Kiai Abdul Wahab menyiapkan perlawanan terhadap penjajah Belanda yang masih terus mengejar sisa pengikut Pangeran Diponegoro.
Pada tahun 1850, Subchi lahir ke dunia di masa perjuangan melawan Belanda. Seperti halnya saat masa mengandung, ibunda Subchi mengungsi dari kejaran pasukan Belanda. Semasa kecil, Subchi dididik oleh orang tuanya dengan tradisi pesantren yang sangat kental.
Subchi kecil kemudian ikut menjadi santri di Pesantren Sumolangu yang diasuh oleh Syekh Abdurrahman Sumolangu. Selama nyantri, Subchi tumbuh menjadi pemuda dengan kepribadian kuat dengan penguasaan ilmu agama hingga pergerakan kebangsaan. Parakan, sebuah kota kecil di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menjadi salah satu basis perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Temanggung dikenal sebagai basis pergerakan Sarekat Islam (SI).