Menghasilkan gaji sebesar Rp2 miliar tanpa perlu ke kantor kini bukan sekadar impian. Berdasarkan laporan dari Greenback Expat Tax Services yang mengkaji ribuan lowongan kerja di Indeed, peluang untuk bekerja dari jarak jauh dengan gaji fantastis memang nyata.
Survei terhadap warga Amerika yang berminat menjadi digital nomad mengungkapkan bahwa pekerjaan remote sebagai data scientist, analis bisnis, dan manajer proyek dapat menghasilkan pendapatan besar, dengan Amerika Serikat, Prancis, dan Australia menjadi negara dengan peluang terbaik.
Gaji Rp2 Miliar Tanpa Ngantor? Temukan Cara dan Peluangnya!
Menghasilkan gaji Rp2 miliar tanpa harus datang ke kantor setiap hari mungkin terdengar seperti mimpi bagi banyak pekerja. Namun, ternyata hal ini bisa menjadi kenyataan. Berdasarkan laporan dari Greenback Expat Tax Services, yang mengkaji hampir 6.800 lowongan pekerjaan yang diposting di Indeed di seluruh dunia, terdapat peluang untuk bekerja dari jarak jauh dengan gaji fantastis.
Laporan tersebut juga melibatkan survei terhadap sekitar 1.000 warga Amerika yang tertarik untuk menjadi digital nomad atau bekerja dari mana saja. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa seorang data scientist yang bekerja secara remote bisa mendapatkan rata-rata penghasilan sebesar US$132 ribu atau setara dengan Rp2,1 miliar. Sementara itu, seorang analis bisnis yang bekerja remote bisa menghasilkan sekitar US$100 ribu atau Rp1,6 miliar, dan seorang manajer proyek bisa memperoleh US$88 ribu atau sekitar Rp1,4 miliar, menurut laporan yang dirilis pada Selasa (4/6/2024).
Amerika Serikat merupakan negara dengan jumlah peluang kerja jarak jauh yang paling banyak dan gaji yang tinggi. Misalnya, seorang data scientist di AS bisa mendapatkan gaji hingga US$143 ribu atau sekitar Rp2,3 miliar. Prancis menjadi negara berikutnya yang menawarkan peluang serupa dengan rata-rata gaji sebesar US$90 ribu atau Rp1,4 miliar. Di posisi selanjutnya adalah Australia dengan gaji rata-rata US$79 ribu atau sekitar Rp1,2 miliar.
Namun, banyak pekerja di AS yang berniat meninggalkan negara tersebut. Laporan juga mengungkapkan bahwa enam dari 10 pekerja generasi Z di AS tertarik untuk menjadi ekspatriat. Banyak dari mereka yang berminat pindah ke negara-negara seperti Italia, Kanada, dan Inggris, yang menawarkan banyak pekerjaan jarak jauh.