Sragen, Memo
Bulan lalu , saat musim panen, banyak yang gagal panen. Dua minggu ini, musim tanam. Namun, persediaan pupuk subsidi langka. Tidak ada di toko-toko. Semua toko hanya punya stok pupuk premium alias non subsidi. Terang saja, harganya mahal.
Sementara itu, beberapa bulan lalu, pemerintah terus mempersiapkan ketersediaan pupuk subsidi dan mengatur distribusi pupuk bantuan untuk para petani. Hasilnya, sekarang, zong. Pupuk bersubsidi hilang dari peredaran.
Apa yang dilakukan Pemerintah ?. Hingga berita ini ditulis, belum ada sinyal keperpihakan dan perhatian terhadap masalah dan kondisi yang dialami para petani. Regulasi sudah ada. Pada tahap pelaksanannya, tidak ada pupuk bersubsidi yang sudah terdisplai di kios pup[uk dan toko toko pertanian.
Salah satu petani asal Ngamban, Gawan, Tanon, Pardi (55) di Sragen, mengaku bingung karena jatah pupuk petani belum didrop ke kios penyalur resmi. Padahal, saat ini petani sangat butuh untuk memupuk persemaian dan sebentar lagi untuk persiapan tanam. Semua petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi di kios maupun penyalur resmi memasuki musim tanam (MT) pertama ini.
Menurutnya situasi saat ini yang terparah, karena sebelum-sebelumnya setelah panen, di kios-kios sudah ada pupuk. Sementara saat ini yang ada hanya pupuk nonsubsidi dengan harga mencekik yakni Rp 275.000 perzak 50 kg untuk jenis Urea.