Example floating
Example floating
Infobis

Menteri Keuangan Baru Dapat ‘Pekerjaan Rumah’ Besar: Utang Pemerintah di Zaman Pemerintahan Sebelumnya

A. Daroini
×

Menteri Keuangan Baru Dapat ‘Pekerjaan Rumah’ Besar: Utang Pemerintah di Zaman Pemerintahan Sebelumnya

Sebarkan artikel ini
Utang Pemerintah di Zaman Pemerintahan Sebelumnya

JAKARTA – Menteri Keuangan yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa, punya tugas berat yang menantinya. Ia harus mengelola utang pemerintah yang jumlahnya sangat besar.

Hingga 31 Agustus 2025, pemerintah sudah meminjam uang dengan menjual surat utang negara (SBN) sebesar Rp463,7 triliun. Jumlah ini sudah mencapai hampir 60% dari total target utang yang mau ditarik pemerintah tahun ini.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tangguh di Tengah Gejolak Global, Menko Airlangga Genjot Stimulus Demi Target 5,2%

Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, menjelaskan bahwa meskipun jumlahnya besar, ada kabar baiknya. Banyak orang yang percaya dan mau meminjamkan uang ke pemerintah Indonesia.

Investor Percaya, Bunga Utang Jadi Lebih Murah

Thomas menyebut, saat pemerintah menjual surat utang, banyak sekali pembeli yang tertarik. Saking banyaknya, bunga utang yang harus dibayar pemerintah pun menjadi lebih murah.

Baca Juga: Terobosan Kebijakan Ekonomi Purbaya Sebar Rp 200 T dan Potensi Multipel Efek 1.133 Triliun

Hal ini menunjukkan investor, baik dari dalam maupun luar negeri, sangat percaya pada kondisi ekonomi Indonesia. Kepercayaan ini membuat Indonesia dianggap negara yang aman untuk berinvestasi.

Buktinya, ada sekitar Rp42 triliun uang asing yang masuk untuk membeli surat utang pemerintah. Selain itu, selisih bunga utang Indonesia dengan Amerika Serikat juga makin kecil, yang menandakan risiko investasi di Indonesia semakin rendah.

Baca Juga: Senjata Rp200 Triliun Pemerintah untuk 'Hidupkan' Ekonomi: Apa Efeknya ke Kantong Kita?

Menurut Thomas, kepercayaan para investor ini sangat membantu. “Ketika bunga utang turun, uang asing masuk, artinya pemerintah bisa meminjam uang dengan biaya yang lebih rendah dan efisien,” jelasnya.

Jadi, meskipun Menteri Keuangan yang baru punya ‘pekerjaan rumah’ utang yang besar, ia punya modal kuat berupa kepercayaan pasar yang tinggi.

Apa Itu Surat Utang Negara (SBN)?

SBN atau Surat Berharga Negara adalah semacam “surat tanda pinjaman” yang dikeluarkan oleh pemerintah. Saat pemerintah butuh uang untuk membiayai pengeluaran negara, seperti membangun jalan atau membayar gaji pegawai, mereka menjual surat ini kepada masyarakat, bank, atau investor.

Dengan membeli surat ini, artinya kita meminjamkan uang kepada pemerintah. Sebagai gantinya, pemerintah akan membayar bunga secara berkala dan mengembalikan uang pokoknya di masa depan.

Kenapa Pemerintah Meminjam dengan SBN?

Pemerintah meminjam dengan SBN karena ini adalah cara yang paling efisien dan resmi untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar. Dana yang terkumpul dari penjualan SBN digunakan untuk menutupi kekurangan kas di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pendeknya, SBN adalah salah satu cara utama pemerintah mengumpulkan dana agar roda pemerintahan dan pembangunan bisa terus berjalan tanpa harus menunggu uang dari pajak saja.

Dampak SBN Bagi Investor

Surat utang negara ini punya dampak positif bagi investor. Kepercayaan investor terhadap suatu negara akan terlihat dari seberapa banyak mereka mau membeli surat utang negara itu. Semakin banyak investor yang membeli, harganya akan naik dan bunganya bisa lebih rendah, yang artinya pemerintah bisa meminjam dengan lebih murah.