Example floating
Example floating
Life StyleSehat

Mengapa Imunisasi Anak Sejak Lahir Sangat Penting?

×

Mengapa Imunisasi Anak Sejak Lahir Sangat Penting?

Sebarkan artikel ini
Mengapa Imunisasi Anak Sejak Lahir Sangat Penting?
Mengapa Imunisasi Anak Sejak Lahir Sangat Penting?
Example 468x60

MEMO

Imunisasi adalah langkah penting dalam melindungi kesehatan anak sejak lahir. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar vaksinasi dimulai dari hari pertama kehidupan bayi, dengan pemberian tiga vaksin primer yakni hepatitis B, polio, dan BCG. Selanjutnya, anak akan memerlukan vaksin tambahan serta booster sesuai jadwal yang dianjurkan. Vaksinasi yang tepat waktu dan lengkap sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya dan menjaga kesehatan anak serta orang di sekitarnya. Artikel ini membahas risiko-risiko serius yang mungkin timbul jika anak tidak mendapatkan vaksinasi lengkap.

Risiko Serius Anak Tidak Divaksin

Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi untuk anak sebaiknya dimulai sejak lahir. Ada tiga vaksin primer yang wajib diberikan saat bayi baru lahir, yaitu vaksin hepatitis B, polio, dan BCG. Setelah itu, anak akan memerlukan vaksin tambahan serta booster sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Pentingnya vaksinasi terletak pada kemampuannya untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya dan mencegah gejala yang bisa semakin memburuk. Apabila vaksinasi tidak dilakukan atau tidak lengkap, bisa menimbulkan berbagai konsekuensi negatif, tidak hanya bagi anak itu sendiri tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya.

Apa Bahaya Jika Anak Tidak Divaksin? Berikut Penjelasannya:

  1. Anak Rentan Terhadap Penyakit Berat Vaksinasi berfungsi untuk mencegah berbagai penyakit serius seperti hepatitis, TBC, batuk rejan, dan difteri. Anak yang tidak mendapatkan vaksinasi menjadi lebih rentan terhadap penyakit-penyakit ini. Menurut Unicef Indonesia, anak yang tidak diimunisasi juga cenderung mengalami masalah kesehatan tambahan. Misalnya, anak yang menderita campak dapat menghadapi komplikasi seperti diare, pneumonia, kebutaan, dan malnutrisi.
  2. Risiko Terhadap Anggota Keluarga Anak yang tidak divaksin dapat menularkan penyakit kepada anggota keluarga dan orang di sekitarnya. Meskipun orang dewasa mungkin hanya mengalami gejala ringan, komplikasi yang ditimbulkan bisa menjadi serius dan fatal. Sebagai contoh, ibu hamil yang terkena virus rubella berisiko tinggi melahirkan anak dengan kelainan bawaan, sementara infeksi virus campak dapat meningkatkan risiko keguguran pada ibu.
  3. Penyebaran Penyakit ke Lingkungan Ketidakhadiran vaksinasi dapat menyebabkan penyakit menular menyebar ke lingkungan sekitar dan bahkan menjadi wabah. Polio, misalnya, adalah penyakit yang dapat ditekan prevalensinya melalui vaksinasi. Tanpa vaksin, polio bisa menjadi ancaman kesehatan global yang serius.
  4. Biaya Pengobatan dan Perawatan yang Tinggi Penyakit yang serius sering memerlukan perawatan di rumah sakit, yang tentunya mengakibatkan biaya yang cukup besar. Salah satu bahaya dari anak yang tidak divaksin adalah potensi biaya pengobatan yang tinggi. Contohnya, pasien difteri memerlukan perawatan intensif di ruang isolasi dengan fasilitas medis khusus. Selain itu, penyakit campak memerlukan perawatan yang bisa berlangsung hingga 15 hari, yang tentu saja merugikan, terutama bagi anak yang sudah bersekolah.
  5. Penurunan Kualitas Hidup Tidak semua penyakit dapat sembuh sepenuhnya atau pulih seperti sedia kala. Beberapa penyakit dapat menyebabkan komplikasi yang mengakibatkan disabilitas permanen, yang secara signifikan dapat menurunkan kualitas hidup anak. Misalnya, campak bisa menyebabkan kebutaan, sedangkan polio dapat menimbulkan disabilitas permanen dan bahkan kematian.
  6. Penurunan Harapan Hidup Data menunjukkan bahwa anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap memiliki peluang lebih tinggi untuk terinfeksi penyakit, yang berujung pada penurunan harapan hidup mereka. Anak bisa mengalami penyakit yang seharusnya bisa dicegah melalui vaksinasi.
  7. Pembatasan Perjalanan dan Pendidikan Salah satu bahaya anak yang tidak divaksin adalah pembatasan dalam hal perjalanan dan pendidikan. Beberapa negara menerapkan syarat imunisasi lengkap untuk warga negara asing, sehingga anak yang tidak divaksin mungkin menghadapi kesulitan untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri.

Dengan memahami berbagai risiko yang terkait dengan ketidakhadiran vaksinasi, kita bisa lebih menghargai pentingnya mengikuti jadwal imunisasi yang direkomendasikan untuk melindungi kesehatan anak dan mencegah penyebaran penyakit di masyarakat.

Kapan Anak Perlu Memulai Imunisasi? Panduan Lengkap dari Ikatan Dokter Anak Indonesia

Imunisasi memainkan peran krusial dalam mencegah penyakit berbahaya pada anak-anak. Dengan mengikuti jadwal vaksinasi yang direkomendasikan, anak-anak terlindungi dari penyakit serius seperti hepatitis, TBC, batuk rejan, dan difteri. Tanpa vaksinasi yang lengkap, anak menjadi lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk komplikasi serius yang bisa mempengaruhi kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, vaksinasi tidak hanya melindungi anak secara individu, tetapi juga mengurangi risiko penularan penyakit kepada anggota keluarga dan masyarakat luas.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.