Pemerintah Indonesia tengah mempelajari program makan siang gratis yang sukses diterapkan di Jepang selama lebih dari 70 tahun. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan minat Indonesia untuk mengadopsi program ini dalam rangka meningkatkan gizi anak-anak sekolah, balita, dan wanita hamil. Program ini, yang menjadi bagian dari janji kampanye presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, diperkirakan membutuhkan anggaran hingga Rp400 triliun.
Program Makan Siang Gratis: Belajar dari Pengalaman Jepang
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tertarik untuk mempelajari program makan siang gratis dari Jepang. Hal ini disampaikannya dalam acara Nikkei Forum 29th Future of Asia di Tokyo, pada Jumat (24/5).
Menurut Airlangga, Jepang telah memiliki pengalaman panjang dalam menerapkan program makan siang gratis sejak akhir Perang Dunia II. Pemerintah Indonesia, lanjutnya, terbuka untuk belajar dari negara-negara yang telah sukses menjalankan program serupa, termasuk Jepang, yang saat ini telah berubah nama menjadi program makan bergizi oleh presiden terpilih.
“Saya rasa banyak negara yang sudah berhasil menerapkan program ini, dan Indonesia harus mempelajari cara mengimplementasikannya, terutama untuk pemerintahan berikutnya,” ujar Airlangga.
Selain Jepang, Indonesia juga tengah melakukan studi banding dengan China mengenai program sejenis.
Dampak Positif Program Makan Siang Gratis bagi Anak Sekolah
Program makan siang gratis ini merupakan salah satu program utama yang digagas oleh presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang telah menjadi sorotan sejak masa kampanye. Program ini diperkirakan memerlukan anggaran hingga Rp400 triliun dan akan mencakup anak sekolah, balita, serta wanita hamil.
Di Jepang, program makan siang gratis telah berjalan selama sekitar 70 tahun. Pada awalnya, program ini ditujukan untuk siswa-siswi kurang mampu, namun kemudian pada tahun 1954, pemerintah Jepang menetapkan undang-undang yang mewajibkan semua siswa sekolah dasar dan menengah untuk mendapatkan makan siang gratis di sekolah.
Menu makan siang di Jepang dirancang dan diawasi secara ketat, mencakup jenis makanan, kandungan gizi, hingga kalori yang disesuaikan dengan kebutuhan anak sesuai usianya. Di setiap sekolah, terutama sejak tingkat sekolah dasar, para siswa bergiliran menjadi petugas yang membagikan makan siang kepada teman-temannya.
Seorang siswa Jepang pernah terlambat datang ke sekolah karena tertinggal kereta KRL, namun program makan siang ini tetap berjalan lancar berkat dukungan dan kerjasama antar siswa.
Indonesia Siap Adopsi Program Makan Siang Gratis Jepang untuk Tingkatkan Gizi Anak
Pengalaman Jepang dalam menerapkan program makan siang gratis menjadi referensi penting bagi Indonesia. Jepang telah berhasil menjalankan program ini selama lebih dari tujuh dekade, dengan menu makan siang yang dirancang dan diawasi secara ketat untuk memastikan gizi yang sesuai bagi anak-anak sekolah. Keberhasilan program ini juga didukung oleh partisipasi aktif siswa dalam proses penyajian makan siang, yang turut mendidik mereka mengenai tanggung jawab dan kerjasama.