Palangkaraya, ( Memo.co.id )
Mahasiswi Unida Bogor, Sitroneli (21), ditemukan tewas seusai makan pizza dan minum kopi di Coffe Americano . Mahasiswi tersebut adalah mahasiswi Unida sedang melakukan pertukaran pelajar di Palangkaraya. ” Ya, benar. Dia mahasiswi kami yang sedang melakukan tugas di Palangkaraya dalam rangka pertukaran pelajar,” kata Humas Unida Bogor Dra. Nurwati.
Pihak universitas, sudah berada di Palangkaraya untuk memastikan kabar kematian mahasiswinya akibat minum kopi Americano. Sitroneli datang ke Palangkaraya bersama tiga rekannya, yakni Anisa Yulianis Safitri (20) Nurul Fatma (21) dan Siti Raudah (20). Ketiganya mahasiswi PGSD Universitas Djuanda Bogor. Selama di Palangkaraya, mereka bersama sama tinggal di Wisma Pai Inn Palangkaraya.
Kasat Reskrim Polresta Palangkaraya AKP Erwin TH Situmorang mengatakan, pihaknya masih memintai keterangan saksi saksi dan masih menunggu hasil otopsi dan pemeriksaan oleh petugas di Lapfor Surabaya. ” Kami belum bisa menyimpulkan penyebab kematian mahasiswi tersebut.” katanya.
Informasi yang berhasil dihimpun Memo, Sitrineli bersama teman-temannya jam 16.30 WIB datang ke Rollaas Cafe di Jalan Antang, Palangkaraya. Mereka pesan minuman dan makanan berupa Coffee Americano dan pizza. Seusai makan dan minum, sekitar jam 18.15 WIB, tiba tiba mahasiswi itu tiba-tiba mengeluarkan darah segar dari hidung dan mulut. Oleh teman temannya dan karyawan kafe korban dibawa ke rumah sakit Muhammadiyah dan meninggal dunia.
Tim penyidik Polda Kalimantan Tengah dan Polres Palangkaraya intensif melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak yang terkait kematian Sitronelli ( 21), remaja putri asal Bangka Belitung. Kasat Reskrim Polresta Palangkaraya, AKP Erwin TH Situmorang juga menunggu keluarga korban untuk minta persetujuan otopsi terhadap jenasah korban.
Paman Korban, Zulkarnaen, saat berada di kamar jenazah RS Doris Sylvanus Palangkaraya, menyatakan setuju jenazah korban dilakukan otopsi untuk membuktikan dugaan korban tewas akibat diracuni. “Kami sudah berunding dengan keluarganya korban di Bangka Belitung dan menyuruh saya datang mewakili keluarga untuk memantau pelaksanaan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban.”ujar Zulkarnaen. ( ed )