“Memang agak ter-delay (tertunda) dari sisi waktu, tapi memang kita lebih mengutamakan kesehatan maupun keselamatan dari ancaman Covid,” sambung Eddy.
Dalam mengatasi hal tersebut, pihaknya mengaku sudah mengatur strategi. Para dinas di daerah diminta untuk menyetorkan data calon penerima BLT UMKM lebih cepat. Saat ini sudah diperoleh data 2,5 juta dari 3 juta yang ditargetkan.
Pihaknya sudah secara paralel menyiapkan BLT UMKM bagi 3 juta penerima sejak kuartal II. Dengan demikian, di Kuartal III ini tidak terlalu besar hambatannya.
“Kalau nanti setelah kita cleansing datanya, padupadankan, paling tidak dapat 1 juta, kita tinggal sampai September nanti 2 juta, dan mudah-mudahan ini bisa kita atur jaraknya total data masuk dan penyalurannya masih bisa manageable (diatur),” jelasnya.
“Nah memang nanti ke depan yang tambahan 2 juta lagi kita berharap dengan pelaksanaan PPKM ini bisa mengurangi dampak COVID sehingga proses penyaluran dana BPUM bisa sesuai dengan harapan kita,” kata Eddy melanjutkan.
Untuk diketahui, pemerintah menyalurkan BLT UMKM atau Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) Rp 1,2 juta kepada 3 juta penerima. Pada kuartal I-2021 sebelumnya, penyaluran BLT UMKM sudah disalurkan kepada 9,8 juta penerima dengan realisasi sebesar Rp 11,76 triliun.