Kedua, sejak masa kampanye, tim Prabowo-Gibran sudah dirancang dengan struktur gemuk. Ketiga, pembentukan kabinet yang gemuk diperlukan untuk memastikan stabilitas politik, baik di dalam maupun di luar parlemen.
Arya menyoroti bahwa faktor stabilitas di luar parlemen ini cukup menarik. Prabowo juga melibatkan partai-partai yang tidak mendapatkan kursi DPR, serta merangkul berbagai kelompok seperti bisnis, agama, relawan, dan mantan aktivis mahasiswa.
Selain itu, tokoh media dan pegiat hak asasi manusia (HAM) turut dilibatkan dalam pemerintahan untuk menjaga harmoni politik.
“Keputusan ini menunjukkan bahwa Prabowo berupaya menciptakan stabilitas melalui keterlibatan berbagai pihak, bukan hanya dari parlemen,” pungkas Arya.