Semarang, Memo – Fenomena organisasi masyarakat (ormas) yang meminta sumbangan dengan cara yang meresahkan dan berpotensi intimidatif menjadi keluhan sejumlah warga. Di Kota Semarang, Jawa Tengah, seorang ketua RT bernama Muhammad berbagi pengalamannya dalam menghadapi langsung oknum ormas yang melakukan praktik tersebut di wilayahnya, Kecamatan Semarang Barat.
Muhammad mengaku telah dua kali berhadapan dengan anggota ormas yang meminta sumbangan kepada warga dan para pengusaha di lingkungannya. Peristiwa ini terjadi jauh sebelum insiden bentrokan antar ormas yang baru-baru ini terjadi di Kabupaten Blora. Oknum ormas yang dimaksud adalah dari organisasi yang menamakan diri Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (Grip Jaya), yang meminta sumbangan dengan membawa proposal pembangunan pos.
Saat kejadian pertama, warga sempat hampir memberikan sejumlah uang kepada anggota ormas tersebut. Namun, setelah berkonsultasi melalui grup WhatsApp RT, warga akhirnya sepakat untuk menolak permintaan sumbangan itu. Muhammad kemudian secara tegas menginstruksikan warganya untuk tidak memberikan sumbangan karena dinilai tidak jelas asal-usulnya dan legalitas proposalnya pun dipertanyakan. Warga merasa lebih baik fokus pada pembangunan fasilitas di wilayah mereka sendiri yang dinilai akan memberikan dampak positif yang lebih nyata.