Untuk melakukannya, Chen dan He hanya menggunakan sebuah circuit board dengan harga sekitar 15 dolar AS atau sekitar Rp 223,2 ribu. Circuit board ini dilengkapi dengan pengontrol mikro, saklar analog, kartu flash SD, dan konektor board to board. Dengan menggunakan perangkat ini, Chen dan He melakukan serangan BrutePrint untuk membuka ponsel yang terkunci dengan fitur pemindaian sidik jari.
Dalam percobaan mereka, Chen dan He menggunakan beberapa ponsel Android dan iOS. Ponsel Android yang mereka gunakan termasuk Xiaomi Mi 11 Ultra, Vivo X60 Pro, OnePlus 7 Pro, OPPO Reno Ace, Samsung Galaxy S10+, OnePlus 5T, Huawei Mate30 Pro 5G, dan Huawei P40. Sedangkan untuk ponsel iOS, mereka menggunakan iPhone SE dan iPhone 7.
Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa serangan BrutePrint memungkinkan Chen dan He untuk memindai sidik jari melebihi batas percobaan yang ditetapkan pada ponsel Android. Waktu total yang dibutuhkan oleh Chen dan He untuk membobol ponsel Android berkisar antara 40 menit hingga 13 jam.
Ponsel Android yang dapat dibuka dalam waktu 40 menit adalah Oppo Reno Ace. Sedangkan untuk Samsung Galaxy S10+, Chen dan Ho membutuhkan waktu sekitar 73 menit hingga 2,9 jam. Ponsel Android yang paling sulit untuk dibuka adalah Mi 11 Ultra. Chen dan He membutuh.
Perlindungan Data Pribadi yang Tepat pada Ponsel Android dengan Fitur Pemindaian Sidik Jari
fitur pemindaian sidik jari pada ponsel Android, meskipun memiliki kelebihan dalam mengamankan data pribadi, juga memiliki kelemahan yang perlu diwaspadai.
Adanya celah keamanan yang memungkinkan serangan BrutePrint menunjukkan bahwa pengguna dan produsen ponsel Android perlu meningkatkan langkah-langkah keamanan mereka.
Dengan demikian, penggunaan fitur pemindaian sidik jari perlu dievaluasi secara kritis, dan alternatif perlindungan yang lebih aman harus dipertimbangkan untuk menjaga keamanan data pribadi.