“Walaupun panen bisa dilakukan pada Januari, proses pengeringan dan penggilingan beras memerlukan waktu tambahan. Seharusnya, jika penanaman dilakukan pada bulan September, beras bisa diproduksi pada akhir tahun,” tambah Bayu.
Dalam menghadapi situasi ini, Bulog akan menyiapkan berbagai langkah, baik dalam hal penyerapan beras domestik maupun impor. Untuk impor, Bulog ditargetkan untuk mengimpor sebanyak 3,6 juta ton beras tahun ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2,2 juta ton telah masuk ke Indonesia, sementara 500 ribu ton beras akan tiba dalam waktu dekat.
“Sisa 900 ribu ton masih dalam proses kontrak. Kami akan berusaha agar seluruh pengiriman impor dapat diselesaikan sebelum bulan Desember,” ujar Bayu.
Perkiraan Penundaan Panen Raya
Perum Bulog memperkirakan bahwa panen raya tahun depan akan mengalami penundaan sekitar satu bulan dari jadwal semula. Penundaan ini disebabkan oleh kekeringan yang mengakibatkan musim tanam mundur dari September ke Oktober. Dengan penundaan ini, waktu panen yang diharapkan pada Januari akan terpaksa bergeser hingga Maret.