Iklim investasi di tanah air sedang kondusif. Sepanjang 2021, kinerja investasi berhasil melampaui target. Realisasinya tembus 101 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 900 triliun.
“Realisasi investasi Januari‒Desember 2021 kita mencapai Rp 901,2 triliun. Artinya, melampaui target dari perintah Bapak Presiden kepada kami yang sebesar Rp 900 triliun,” ungkap Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia kemarin (27/1).
Capaian itu juga melampaui target dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) yang ditetapkan sebesar Rp 864 triliun. Dengan begitu, realisasi investasi itu melebihi 104 persen dari target RPJMN.
Seiring dengan pencapaian tersebut, total tenaga kerja yang terserap sebanyak lebih dari 1,2 juta. ’’Ini tenaga kerja langsung. Kalau dari teori ekonominya, biasanya tiga sampai empat kali lipat. Jadi, kalau dikalikan tiga atau empat, itu bisa sampai 4 juta sampai 5 juta,’’ jelasnya.
Bahlil memerinci, dari capaian tersebut, penanaman modal asing (PMA) tercatat Rp 454 triliun (50,4 persen). Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 447 triliun (49,6 persen). ’’Kalau tren ini mampu kami pertahankan pada 2022, insya Allah Indonesia akan masuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan pendapatan per kapita akan bergeser,’’ jelas mantan Ketum Hipmi itu.
Dari sisi lokasi, Jawa Barat tercatat menjadi provinsi dengan investasi masuk terbesar sepanjang 2021. Yakni, tercatat Rp 136,1 triliun. Disusul DKI Jakarta (Rp 103,7 triliun); Jatim (Rp 79,5 triliun); Banten (Rp 58 triliun); dan Riau (Rp 53 triliun).