Alasan lain yang menjadi dorongan untuk mengganti ponsel adalah keinginan untuk memiliki smartphone dengan fitur terbaru (sekitar 14 persen), perilisan seri terbaru dari merek ponsel favorit (sekitar 6 persen), dan mengikuti perkembangan tren smartphone terbaru (sekitar 2 persen).
Lebih lanjut, mayoritas responden dari penelitian Populix mengungkapkan bahwa mereka mengganti ponsel mereka dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun yang lalu.
Dalam analisis yang lebih mendetail, sekitar 36 persen responden mengganti smartphone mereka dalam waktu satu hingga dua tahun yang lalu, 28 persen melakukan pergantian dalam waktu kurang dari satu tahun yang lalu, 22 persen mengganti ponsel mereka dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun yang lalu, dan hanya sejumlah kecil responden yang mengganti ponsel mereka lebih dari tiga tahun yang lalu.
Penelitian ini melibatkan 1.096 responden baik laki-laki maupun perempuan, dan dilakukan secara daring untuk memahami kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membeli smartphone, termasuk metode pembayaran yang digunakan dalam bertransaksi.
Pergantian Smartphone di Indonesia: Alasan dan Kebiasaan Terkini
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Populix, ditemukan bahwa mayoritas responden, sebanyak 36 persen, mengganti smartphone mereka dalam waktu satu hingga dua tahun terakhir. Hal ini menunjukkan adanya dorongan kuat untuk selalu memiliki teknologi terkini.
Selain itu, 28 persen responden melakukan pergantian dalam waktu kurang dari satu tahun, menyoroti betapa cepatnya perubahan teknologi dalam industri ponsel. Meskipun penyimpanan awan menjadi alternatif untuk masalah kapasitas memori, biaya berlangganan menjadi faktor yang harus diperhitungkan.
Dengan demikian, kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa masyarakat Indonesia cenderung mengikuti perkembangan teknologi dengan cermat, menjadikan smartphone sebagai perangkat yang terus berkembang seiring berjalannya waktu.