Dunia teknologi mengalami goncangan serius di awal tahun 2024, dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai puncaknya. Lebih dari 23.670 karyawan dari 85 perusahaan teknologi harus merasakan dampaknya, menciptakan gelombang kekhawatiran.
Namun, di balik angka-angka ini, ada sejumlah alasan yang mendorong perusahaan-perusahaan ini untuk mengambil langkah drastis ini.
23.670 Karyawan Dipecat, Mengapa?
Ketidakstabilan di sektor teknologi masih terus berlanjut di awal tahun 2024, dengan 23.670 orang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) selama bulan Januari, demikian dilaporkan oleh Laoffs.fyi. Data tersebut mencatat bahwa PHK ini terjadi di 85 perusahaan teknologi, mengulangi tren penurunan yang mencapai puncaknya pada bulan Maret tahun lalu, di mana 38 ribu orang kehilangan pekerjaan.
Sejumlah perusahaan terkemuka turut serta dalam melakukan PHK ini. SAP, sebagai contohnya, memberhentikan 8.000 karyawan, sementara Microsoft memangkas 1.900 posisi di divisi game-nya. Startup fintech Brex juga tidak luput dari gelombang PHK, dengan memecat 20% dari total karyawan, dan eBay merumahkan 1.000 orang.
Amazon, dalam kebijakan serupa, melakukan PHK di beberapa unit bisnisnya, termasuk Prime Video, MGM Studios, Twitch, dan Audible. Unity juga tidak ketinggalan, memecat 25% karyawan, sementara Discord melakukan PHK pada 17% pegawai mereka.
Pada dasarnya, PHK yang melanda sektor teknologi ini tidak hanya dipicu oleh alasan ekonomi, tetapi juga oleh perubahan arah strategis perusahaan ke depan. Beberapa perusahaan, seperti Google, memilih merumahkan sejumlah besar pegawai untuk fokus pada investasi prioritas tahun ini.
Teknologi Kecerdasan Buatan Merubah Lanskap Pekerjaan
“Kami memiliki tujuan yang ambisius dan akan berinvestasi dalam prioritas besar kami tahun ini. Untuk menciptakan kapasitas bagi investasi, kami harus membuat pilihan sulit,” ungkap Sundar Pichai pada Senin (29/1/2024).
Faktor lain yang turut berperan dalam gelombang PHK ini adalah peran teknologi kecerdasan buatan (AI). CEO DHI, yang merupakan pemilik platform perekrutan Dice, Art Zeile, menjelaskan bahwa banyak perusahaan berusaha mengubah posisi mereka melalui implementasi teknologi ini.
“Perusahaan-perusahaan tersebut ingin mengurangi jumlah karyawan yang terkait dengan lini produk atau divisi yang belum berhasil karena mereka ingin mengubah posisi untuk AI,” terang Zeile.
Selain itu, beberapa perusahaan juga memutuskan untuk mengurangi bisnis yang dianggap tumpang tindih. Microsoft, sebagai contohnya, melakukan langkah ini setelah akuisisi Activision Blizzard.
Transformasi dan Tantangan: Pemutusan Hubungan Kerja Massal di Dunia Teknologi 2024
Dalam menghadapi tantangan dan transformasi, banyak perusahaan teknologi ternama terpaksa melakukan PHK untuk menyesuaikan diri dengan rencana besar di masa depan. Langkah-langkah radikal ini terlihat dari pemecatan besar-besaran di perusahaan-perusahaan seperti SAP, Microsoft, dan Amazon.
Tidak hanya faktor ekonomi yang memainkan peran, tetapi implementasi teknologi kecerdasan buatan (AI) juga menjadi pemicu signifikan. Perusahaan ingin mengubah posisi mereka dan mengurangi karyawan yang terkait dengan divisi atau produk yang belum berhasil, sejalan dengan perubahan landscape teknologi.
Sementara itu, beberapa perusahaan juga memilih untuk mengurangi bisnis yang dianggap tumpang tindih. Gejolak ini memunculkan pertanyaan besar tentang masa depan tenaga kerja di era teknologi yang terus berubah ini.