Seperti dikutip dari bukuâ Muhammad sebagai Pedagangâ karya Ippho Santosa serta Tim Khalifah cetakan Elex Media Komputindo, Jakarta, Rabu( 28/ 10/ 2020), dualisme otak ini diucap bisa membuat orang untuk berasumsi serbabiner. Ilustrasinya, orang dapat mempertimbangkan 2 hal sekalian, seperti berhasil- gagal, untung- rugi, debit- kredit, halal- haram, surga- neraka, sampai timur- barat.
Kesaksian Aisyah Tentang Bisnis Nabi Muhammad
Sedangkan itu, Aisyah radhiyallahuâ anha mengatakan,â Dulu Nabi Muahmmad SAW amat menyukai mengawali dengan kanan dalam menggunakan sandal, menelusuri rambut, bersuci, serta dalam urusannya yang berarti seluruhnya.â( Muttafaqunâ alaih).
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Al- Bukhari dalam Shahih- nya di Kitabul Wudhu ayat At- Tayammuni fil Wudhuâ i wal Ghusli 1/ 269 hadits No. 168, dan Muslim dalam Shahih- nya dalam Kitabu ath- Thaharati Babut tayammun fith Thahuur wa Ghairih 1/ 226 hadits Nomor. 268.
Hadits ini dapat dimaknai kalau dalam melaksanakan keadaan yang berhubungan dengan keelokan, tiap orang diharapkan bisa mengawalinya dengan bagian kanan. Ilustrasinya, tiap orang direkomendasikan buat mengawali ataupun memakai dengan bagian tubuh bagian kanan dikala menggunakan busana, masuk langgar, mencukur rambut, makan, minum, dan bersalaman.
Memulai dari Yang Kiri Untuk Hal Minus
Namun, buat keadaan yang minus, tiap orang direkomendasikan buat mengawalinya dengan sisi kiri. Misalnya, memakai tangan kiri dikala bersuci dari hadas serta mensterilkan rongga hidung, dan dikala melepas busana.
Imam Nawawi rahimahullah menceritakan, kaidah syariat yang lalu berlaku kalau seluruh yang berkaitan dengan fadilat serta keelokan direkomendasikan buat mengawali dengan sisi kanan. Kebalikannya, segala sesuatu yang merupakan sebaliknya direkomendasikan mengawali dari sisi kiri
Tentang berbagai hal yang diajarkan Nabi Muhammad dalam mengeoloa bisnis, dengan melakukan berbagai hal untuk memulai dengan hal yang kanan, adalah strategi otak kanan, sebagaimana yang dilakukan para pewirausaha sukses lainnya. Itulah Cara Nabi Muhammad Mengelola Bisnis hingga berhasil dan sukses. ( ed )