p;
Dyan Budihardono
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Bulan ramadhan adalah bulan yang paling mulia, bulan yang penuh berkah, dan bulan yang penuh ampunan. Datangnya bulan suci ini dirayakan dengan penuh suka cita oleh umat muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam. Di bulan suci ramadhan kita dituntut atau diwajibkan untuk berpuasa selama sebulan penuh untuk menahan diri dari lapar maupun dahaga seperti pada kutipan surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:
“yaa ayyuhal ladzina aamanuu kutiba’alaikumus syiyaamu kamaa kutiba alaalladziina min qablikum la’allakum tattakuun”
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”
Dalam kutipan ayat diatas tadi jelas bahwa tujuan dari puasa di bulan Ramadhan adalah agar kamu bertaqwa. Maksud dari taqwa disini adalah bersungguh-sungguh dalam menjalankan seluruh perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya dan dalam perspektif pendidikan karakter, anak sudah mulai diajarkan tentang cara berpuasa baik dari matahari terbit sampai dengan menjelang datangnya adzan maghrib sejak dini yang bertujuan agar anak dapat terbiasa berpuasa selama sebulan penuh tanpa bolong sedikitpun dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu anak juga diajarkan mengenai cara beribadah mulai dari tata cara sholat sampai dengan mengaji al-qur’an yang baik dan benar agar iman atau keyakinan dalam diri seorang anak kuat dan tidak goyah.
Namun di zaman sekarang banyak sekali anak-anak kita yang mulai meninggalkan ibadah-ibadah di bulan ramadhan misalnya coba-coba makan, minum atau merokok di siang hari tanpa sepengetahuan dari siapapun. Hal ini dapat menodai dan tidak menghargai orang-orang disekitarnya yang sedang berpuasa. Menurut saya harus ada tindakan dari pihak-pihak terkait untuk mengatasi anak yang tidak berpuasa dengan tujuan agar anak-anak didik kita dapat menahan diri dari segala godaan-godaan yang terjerumus pada kemaksiatan. Anak-anak didik kita terus belajar dan dilatih untuk berpuasa sebulan penuh dengan tujuan agar menjadi orang-orang yang bertaqwa baik taqwa jasmaninya maupun taqwa rohaninya.
Anak mulai diajarkan tata cara berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan agar tercermin sebuah pendidikan karakter yang ada di dalam diri seorang anak terutama anak yang sudah mulai akil baligh atau sudah menginjak usia remaja yang melahirkan generasi-generasi muda yang kuat imannya sehingga dapat menjauhi sifat-sifat yang dilarang oleh sang maha pencipta Allah SWT. Sebagai cerminan dalm bentuk pendidikan karakter maka anak sudah mulai diajarkan atau dibiasakan melakukan berbagai aktivitas seperti membaca al-qur’an beserta maknanya, membaca buku-buku tentang keislaman, sholat wajib maupun sunnah seperti sholat tahajud, sholat dhuha, sholat tarawih maupun sholat witir, bersodaqoh hingga mendengarkan ceramah-ceramah yang sifatnya mendidik umat manusia terutama anak-anak didik kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang atau juga meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat nanti. Peran kedua orang tua sangatlah penting dalam memantau atau memonitoring sejauh mana perkembangan pendidikan karakter anak dalam menjalankan ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan dan apabila anak berhasil melewati puasa selama sebulan penuh maka orang tua akan merasa bangga dan bersyukur. Jika puasanya belum berhasil sampai satu bulan penuh maka anak tersebut menggantinya di hari lain selain bulan Ramadhan dan orang tua tetap memberikan arahan, bimbingan, maupun dukungan moril kepada anak agar mau berlatih dan berusaha untuk belajar berpuasa dan menahan diri dari hal-hal yang bersifat negatif.
Di lingkungan sekolah, guru mewajibkan siswa-siswanya untuk mengikuti kegiatan pondhok Romadhon yang bertujuan untuk melatih dan menanamkan pendidikan karakter anak dalam menjalankan ibadah puasa serta anak didik kita di sekolah juga diajarkan mengenai berbagai hal misalnya pentingnya mencari ilmu di bulan penuh berkah, walaupun kita dalam kondisi puasa tetapi menuntut ilmu itu wajib untuk bekal di akhirat kelak misalnya belajar untuk saling toleransi baik itu antar teman sejawat maupun sesama umat muslim di muka bumi ini dan apabila ada anak yang mengalami kesulitan dalam belajar terutama belajar al-qur’an maka dibantu untuk mengajarinya supaya lancar dan fasih dalam mempelajarinya kemudian mengamalkannya ke dalam kehidupan nyata dan guru sebagai orang tua kedua di sekolah juga memantau dan mengawasi secara ketat anak-anak didik kita dari hal-hal yang berbau maksiat atau tindakan umat manusia yang melanggar hukum moral yang bertentangan dengan hukum Allah SWT. Bukan hanya disiplin belajar menuntut ilmu di dunia saja melainkan juga disiplin dalam urusan masa depan di akhirat kelak. Untuk itu seluruh umat manusia terutama anak-anak didik kita dituntut selalu berlomba-lomba dalam kebaikan atau “fastabiqul khoirot” dengan tujuan agar menjadi teladan yang baik bagi semua orang seperti dalam kutipan hadits riwayat Ahmad, ath-Thabrani, ad-Darutqutni yang berbunyi: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” dan terdapat juga dalam kutipan al-qur’an surat Al-Isra ayat 7 yang artinya: “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri”. Jadi dalam kutipan hadits maupun ayat pada al-qur’an kita sebagai umat manusia khususnya anak-anak didik kita selalu berbuat baik kepada sesama kapanpun dan dimanapun berada. Bulan Romadhon sendiri juga dikatakan sebagai bulan kesabaran karena kita dididik maupun dilatih untuk menjaga atau menahan diri dari segala amarah maupun emosi yang seringkali dialami oleh anak-anak didik kita hanya karena permasalahan yang dianggap sepele sehingga dapat memunculkan konflik antar sesama teman. Oleh karena itu kita sebagai umat manusia terutama anak-anak didik kita untuk bisa menahan diri dari segala amarah yang bisa jadi membatalkan puasa.