Blitar, Memo
Di tengah riuhnya pembangunan dan desakan urbanisasi, Kota Blitar menghadapi dilema krusial: lahan pertanian yang terus menyusut. Dengan estimasi 10 hektar sawah yang beralih fungsi setiap tahunnya menjadi permukiman, masa depan pasokan pangan lokal terancam.
Namun, di balik ancaman ini, Pemerintah Kota Blitar meluncurkan sebuah strategi cerdik, mengubah pekarangan rumah menjadi medan perjuangan ketahanan pangan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar, drh. Dewi Masitoh, memimpin garda depan inisiatif ini. Ia tak henti-hentinya mensosialisasikan program pemanfaatan lahan kosong, menyasar kelompok tani dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di berbagai kelurahan.
“Kami mendorong masyarakat menanam sayuran seperti sawi, kangkung, bayam, terong, dan cabai. Harapannya, program ketahanan pangan bisa lebih cepat tercapai,” ungkap Dewi pada Kamis (5/6/2025).