Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan, pihaknya memperkirakan akan terjadi kenaikan inflasi dan tekanan pada nikai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tahun ini. Namun, ia memastikan ancaman tersebut dapat terkendali sesuai target sasaran.
“Inflasi akan naik, tapi Insyaallah dapat dikendalikan sesuai sasaran, 3 persen plus minus 1 persen,” kata Perry dalam acara Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) yang disiarkan melalui saluran YouTube Bank Indonesia, Rabu (26/1).
Perry mengatakan, dalam menghadapi berbagai ancaman di sektor keuangan, BI berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan perekonomian Indonesia agar tetap dalam keadaan stabil di tengah pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini.
“Komitmen kami untuk menjaga stabilitas nilai tukar berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan,” tuturnya.
Perry menjelaskan tekanan nilai tukar mata uang Garuda terjadi akibat faktor global dimana bank sentral AS, yaitu The Fed akan segera mengumumkan terkait kebijakan moneter di negaranya. Hal itu turut memengaruhi sikap pelaku pasar terhadap investasi aset berisiko tinggi seperti mata uang.
“Kami lebih arahkan untuk stabilitas, menjaga inflasi dan tentu saja stabilitas nilai tukar,” pungkasnya.