Example floating
Example floating
BeritaJatimPemerintahan

Bergerak dengan Kewajaran: Sudirman Said Ungkap Realitas Kehidupan Publik Indonesia

×

Bergerak dengan Kewajaran: Sudirman Said Ungkap Realitas Kehidupan Publik Indonesia

Sebarkan artikel ini
Bergerak dengan Kewajaran: Sudirman Said Ungkap Realitas Kehidupan Publik Indonesia
Example 468x60

MEMO,Surabaya:   Sudirman Said Mengungkap Realitas Pahit Gaya Hidup dan Tantangan Kewajaran Pejabat di Antologi Terbarunya

Dalam bukunya yang terbaru, “Bergerak dengan Kewajaran,” Sudirman Said membeberkan sorotan tajam terhadap gaya hidup mewah pejabat ASN dan tantangan kewajaran dalam menjalankan tugas negara.

Mas Dhito Lanjutkan

Melalui 409 halaman tulisan, eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (2014-2016) ini mengajak pembaca merenungi kondisi bangsa dari tahun 2016 hingga 2022.

Simak paparan eksklusif Sudirman Said dalam antologi yang memuat pandangannya tentang ke-Indonesia-an, kepemimpinan, demokrasi, integritas, solidaritas, dan kemanusiaan.

Perjalanan Sudirman Said: Dari Menteri ESDM ke Pengamat Kewajaran

Sudirman Said memperkenalkan karya antologinya yang kedua dengan judul “Bergerak dengan Kewajaran.” Buku sebanyak 409 halaman ini berisi kumpulan tulisan yang mencerminkan perhatian Sudirman Said terhadap kehidupan publik dari tahun 2016 hingga 2022.

Pandangan Kritis Sudirman Said: Dari Ke-Indonesia-an hingga Solidaritas dalam ‘Bergerak dengan Kewajaran

Dalam konferensi pers dengan RRI Surabaya pada Jumat (1/12/2023), Sudirman Said mengungkapkan bahwa buku ini menggambarkan gaya hidup mewah yang sering ditunjukkan oleh pejabat ASN dan keluarganya, serta adegan pejabat tinggi yang terlibat dalam bisnis sambil menjalankan tugas negara. Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap perilaku tidak etis yang dilakukan oleh penegak hukum.

Menurut Sudirman Said, perilaku-perilaku tersebut melanggar prinsip kepatutan dan kewajaran, dan bukan hanya terjadi pada pejabat negara, tetapi juga pada masyarakat umum di sekitar kita. Serangkaian peristiwa dan perilaku memprihatinkan ini seolah dianggap biasa atau wajar.

Fenomena ini membuat Sudirman Said gelisah, dan ia menuangkannya dalam 60 tulisan setelah masa pengabdiannya sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (2014-2016). Berbeda dengan antologi pertamanya yang lebih mencerminkan pemikiran dari dalam struktur, buku kedua ini mencerminkan keprihatinannya terhadap kondisi bangsa dan mengandung pemikiran, gagasan, serta harapannya untuk kehidupan publik yang lebih baik.

Baca Juga  Rastrada dan RT Keren Tetap Lanjut di Era Bambang-Bayu

Sudirman Said menjelaskan bahwa buku yang disusun oleh Agus Mokamat ini terbagi dalam enam bab dengan topik yang berbeda, tetapi diikat oleh tema umum yaitu tujuan hidup berbangsa dan bernegara. Bab pertama membahas “Ke-Indonesia-an yang Meng-Indonesia?” dengan merefleksikan keindahan Pancasila sebagai landasan berbangsa dan bernegara.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.