Kisah tragis seorang bayi bernama Breelyn yang mengalami radang otak setelah dicium di bagian bibir telah menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Breelyn, yang baru berusia dua hari saat kejadian, didiagnosis dengan virus Herpes simplex encephalitis (HSE), infeksi otak langka dan serius. Ibunya berbagi pengalaman ini sebagai peringatan untuk tidak mencium bayi yang baru lahir, menyoroti risiko serius yang mungkin terjadi.
Bahaya Ciuman di Bibir untuk Bayi
Seorang bayi mengalami radang otak setelah dicium di bagian bibir, menyebabkan kehebohan di dunia maya. Berita ini bermula dari seorang ibu yang memberikan peringatan agar tidak mencium bayi yang baru lahir, berdasarkan pengalaman pahit dengan putrinya, Breelyn, yang terkena radang otak.
Pada saat kejadian, Breelyn baru berusia dua hari. Seorang kerabat, karena merasa gemas, mencium Breelyn tepat di bibirnya. Meskipun Breelyn lahir sebagai bayi yang sehat, kondisinya berubah drastis setelah ciuman tersebut.
Ternyata, orang yang mencium Breelyn sedang mengalami gejala flu. Tanpa disadari, penyakit yang dideritanya menular ke Breelyn melalui ciuman itu.
Akibat dari ciuman tersebut, Breelyn terkena radang otak dan didiagnosis menderita virus Herpes simplex encephalitis (HSE), yang merupakan infeksi otak langka dan serius. Sistem kekebalan tubuh Breelyn yang belum sempurna saat itu tidak mampu melawan virus tersebut, sehingga virus masuk ke tubuhnya dan menyebabkan kerusakan otak.
Dilansir dari UNILAD, cerita ini dibagikan sang ibu melalui kanal YouTube Special Books by Special Kids. Dalam video tersebut, sang ibu menjelaskan alasan mengapa orang tua melarang mencium bayi mereka.
Virus Herpes Simplex Encephalitis
Dua minggu setelah ciuman itu, Breelyn mulai mengalami kejang-kejang. Setelah menjalani berbagai pemeriksaan di rumah sakit, Breelyn didiagnosis terinfeksi HSE. Virus ini menyerang cairan otak dan merusak organ tersebut, awalnya menyerang otak bagian kiri Breelyn.
Dokter menemukan bahwa 60 persen otak bagian kiri dan 10 persen otak kanan Breelyn mengalami kerusakan. Sekarang, Breelyn sudah berusia 8 tahun, namun dengan kondisi otaknya yang rusak, dokter memperkirakan dia hanya akan bertahan sampai usia remaja.
Infeksi HSE sendiri sangat langka, diperkirakan hanya 1 dari 500 ribu orang di dunia yang terkena setiap tahunnya. Menurut Medscape, infeksi ini menyebabkan disfungsi otak secara umum dan bisa berkembang secara akut.
Pasien HSE bisa mengalami berbagai gejala, mulai dari fisik hingga neurologis. Pada tahap awal, gejala bisa meliputi demam, sakit kepala, kejang, muntah, dan kelelahan, yang kemudian bisa diikuti oleh masalah neurologis seperti kebingungan dan delirium.
Kasus Breelyn ini mengingatkan kita akan pentingnya meminimalkan kontak fisik dengan bayi yang baru lahir, mengingat sistem kekebalan tubuh mereka yang masih lemah dan rentan terhadap infeksi. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh bayi.
Kisah Breelyn: Pentingnya Menjaga Kebersihan dan Keamanan Bayi Baru Lahir
Kisah Breelyn mengajarkan kita betapa pentingnya menjaga kebersihan dan meminimalkan kontak fisik dengan bayi baru lahir. Breelyn yang lahir sehat menjadi korban infeksi virus serius hanya karena ciuman di bibir dari kerabat yang sedang sakit. Virus Herpes simplex encephalitis (HSE) yang menginfeksi Breelyn menyebabkan kerusakan otak yang signifikan, meninggalkan dampak jangka panjang yang akan mempengaruhi hidupnya.