Example floating
Example floating
EKONOMI

Bank Indonesia Prediksi Penurunan Suku Bunga AS Bakal Terjadi Awal!

×

Bank Indonesia Prediksi Penurunan Suku Bunga AS Bakal Terjadi Awal!

Sebarkan artikel ini
Bank Indonesia Prediksi Penurunan Suku Bunga AS Bakal Terjadi Awal!
Bank Indonesia Prediksi Penurunan Suku Bunga AS Bakal Terjadi Awal!
Example 468x60

MEMO

Bank Indonesia (BI) memantau perkembangan penurunan suku bunga acuan yang mungkin dilakukan oleh Federal Reserve AS (The Fed) pada bulan September mendatang. Gubernur BI, Perry Warjiyo, memproyeksikan penurunan tersebut mungkin terjadi lebih awal dari perkiraan semula, yaitu pada bulan November 2024. Dampak dari ketidakpastian ini sangat dirasakan pada suku bunga global, khususnya pada obligasi pemerintah AS.

Penurunan Suku Bunga The Fed dan Dampaknya

Bank Indonesia (BI) memberikan tanggapan terkait kemungkinan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS, yang dikenal dengan Federal Fund Rate (FFR), yang diperkirakan akan terjadi pada bulan September mendatang. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebutkan bahwa awalnya pihaknya memproyeksikan The Fed baru akan menurunkan suku bunga pada bulan Desember 2024. Namun, seiring dengan perkembangan terbaru, BI memperkirakan penurunan tersebut bisa terjadi lebih cepat, yakni pada bulan November 2024.

Dalam konferensi pers yang diadakan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta pada hari Jumat (2 Agustus), Perry menyampaikan bahwa Federal Open Market Committee (FOMC) baru-baru ini menyebutkan adanya kemungkinan penurunan Federal Funds Rate pada bulan September. Hal ini terjadi di tengah situasi di Eropa dan Inggris yang sudah mulai menurunkan suku bunga, sedangkan Amerika Serikat masih belum melakukan langkah serupa.

Perry menambahkan bahwa ketidakpastian mengenai penurunan suku bunga acuan AS berimbas pada suku bunga global, terutama pada obligasi pemerintah AS. Ia menjelaskan bahwa utang pemerintah AS sangat besar dan terus meningkat. Dalam hal ini, terdapat perbedaan antara US Treasury note yang merupakan obligasi jangka pendek dengan US Treasury bond yang merupakan obligasi jangka panjang. US Treasury note dipengaruhi oleh suku bunga acuan, sedangkan US Treasury bond lebih dipengaruhi oleh jumlah utang. Akibatnya, US Treasury note cenderung memiliki suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan US Treasury bond.

Pada kuartal kedua tahun ini, Perry mencatat bahwa US Treasury note dengan tenor dua tahun berada di tingkat 4,7 persen, sementara US Treasury bond dengan tenor sepuluh tahun atau lebih berada di tingkat 4,4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa US Treasury note jangka pendek memiliki suku bunga yang lebih tinggi sekitar 0,3 persen atau 30 basis poin dibandingkan dengan US Treasury bond, yang berdampak pada keluarnya Surat Berharga Negara (SBN) pada kuartal pertama dan kedua tahun ini.

Ke depan, jika Federal Funds Rate mengalami penurunan, Perry memprediksi bahwa suku bunga pada US Treasury note akan turun, sementara suku bunga pada US Treasury bond akan meningkat seiring dengan membengkaknya utang pemerintah AS. Pada akhirnya, diperkirakan bahwa pada kuartal keempat, suku bunga US Treasury note dan US Treasury bond akan mendekati angka 4,5 persen.

Proyeksi dan Dampak Penurunan Suku Bunga The Fed Terhadap Suku Bunga Global dan Obligasi AS

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memperkirakan bahwa Federal Reserve AS akan menurunkan suku bunga acuan mereka, yang dikenal sebagai Federal Funds Rate (FFR), pada bulan November 2024, meskipun awalnya diprediksi akan terjadi pada Desember 2024. Proyeksi ini muncul setelah adanya indikasi dari Federal Open Market Committee (FOMC) bahwa penurunan suku bunga mungkin akan terjadi lebih cepat, yaitu pada bulan September.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.