Pemerintah punya rencana besar untuk membangkitkan perekonomian desa! Kementerian Koperasi berencana membentuk 70 ribu Koperasi Desa (Kop Des) Merah Putih. Demi mewujudkan misi mulia ini, koordinasi lintas sektoral pun digencarkan.
Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, optimis bahwa Kop Des akan menjadi motor penggerak ekonomi dari tingkat desa. Langkah ini diharapkan mampu menekan angka kemiskinan ekstrem di wilayah perdesaan.
“Melalui Koperasi Desa ini, kita bisa berkontribusi nyata dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi pilar utama penggerak perekonomian desa,” tegas Budi Arie di Jakarta, Kamis (6/3/2025).
Koordinasi yang digelar dihadiri oleh para pejabat tinggi, antara lain Wamen Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ahmad Riza Patria; Wamen PPN/Bappenas, Febryan Alphyanto Ruddyard; Wamensos, Agus Jabo; dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi.
70 ribu Kop Des yang akan dibentuk ini akan mengelola rantai pasok sembako dan kebutuhan pokok masyarakat, serta mengatur distribusi logistik. Kemenkop akan menerapkan beberapa pendekatan dalam pembentukan koperasi ini.
“Kita akan membangun koperasi baru, merevitalisasi koperasi yang sudah ada, serta membangun dan mengembangkan koperasi yang sudah eksis. Kami juga sedang mengidentifikasi potensi peran dan kontribusi kementerian dan lembaga, terutama dari aspek regulasi,” jelas Budi Arie.
Ke depan, Kop Des diharapkan dapat memangkas rantai pasok dan memperlancar distribusi barang dan jasa hingga ke pelosok desa. Dengan demikian, biaya dapat ditekan sehingga menguntungkan konsumen akhir.
Selain itu, Kop Des Merah Putih akan menjadi agregator untuk meningkatkan harga produk pertanian dari desa, sekaligus menjadi stabilisator inflasi.
Di tempat yang sama, Wamendes PDT, Ahmad Riza Patria, mengungkapkan bahwa peluncuran Kop Des Merah Putih direncanakan pada 12 Juli 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Koperasi Nasional.
“Prinsipnya, setiap desa akan memiliki gerai yang memastikan semua hasil desa, hasil tani, hasil nelayan, hasil ternak, dapat disimpan, diolah, dikelola, dan dipasarkan untuk kebutuhan masyarakat desa,” kata Riza.
Sementara itu, Wamensos, Agus Jabo, optimis bahwa Kop Des Merah Putih akan menurunkan angka kemiskinan di desa. Berdasarkan data Susenas, hampir 40% penduduk desa hidup dalam kemiskinan, dengan mayoritas pekerja sebagai buruh tani.
“Dengan adanya Koperasi Desa, kita bisa mengentaskan kemiskinan di desa-desa. Koperasi menjadi jawaban mendesak untuk mengatasi masalah ini,” pungkas Agus.
